~~~ Chapter 14 ~~~

259 51 5
                                    


















"Khasa-eh? Dimana dia?", belum sempat jihyo mengucapkan terimakasih pria itu sudah menghilang entah kemana. "ini agassi", penjual memberikan kalung itu yang sudah di bungkus. "eh?? Ne, Khamsahamnida", jihyo menghampiri Jennie. "sudah?", jihyo mengangguk. "kajja! Perayaanya akan segera dibuka", jennie menarik jihyo menuju kerumunan.

Jennie dan jihyo berdesak-desakan untuk melihat dengan jelas. "kenapa ramai sekali?", bisik jihyo sedikit kualahan. "entahlah",jennie berusaha membuat jalan untuk jihyo.

"huh! Sesak sekali",jihyo dan jennie bisa melewati kerumunan itu, namun seketika jihyo terdiam, pandanganya menangkap seseorang yang sangat ia benci, dan bodohnya jihyo malah terdiam saat pandangan mereka bertemu. "Ya-Yang Mulai jungkook?", gumam jennie, juga terkejut melihat seorang raja berdiri di depan mereka dengan gagah. Warga mulai berbisik.

"tunggu dimanakah Ratu baru kita?"
"apakah terjadi sesuatu?"

Jihyo yang mendengar itu sedikit kebingungan. Tapi segera terjawab, saat jungkook angkat bicara. "Terimakasih banyak atas perayaan yang kalian buat untuk merayakan pernikahanku dengan Ratu Baru kalian, tapi maaf ia tak bisa datang karena sedang tidak enak badan", ucapan jungkook dengan pandangan tertuju kepada jihyo saat kalimat terakhir. Senyuman manis jungkook terlihat  menyebalkan bagi jihyo.

"Ne! Kita nikmati perayaan ini bersama-sama untuk merayaan pernikahan saya, sekali lagi terimakasih Rakyatku!!!", akhir jungkook yang berlalu menemui namjoon. Jihyo memilih meninggalkan kerumunan, "Jihyo!", jennie langsung menyusul jihyo yang menjauhi alun-alun.

"heii, kau mau kemana?! Peryaanya baru saja dibuka!", kesal jennie menahan lengan jihyo. "aku hanya muak melihat wajah raja bodoh itu!", kesal jihyo dengan melipat tanganya.

"Haishh, lupakan dia, sekarang kita nikmati perayaan ini, ia tak akan menyadari keberadaan kita, kajja!", tanpa menunggu jawaban dari jihyo, jennie menarik jihyo kembali ke alun-alun.

"sepertinya melatih panahan lumayan?", jennie menarik jihyo ketempat sayembara panahan. "apa ini?", tanya jihyo. "ini sayembara panahan, kelompok siapa yang bisa mengalahkan lawannya akan mendapatkan 10.000 keping emas!", jawab jennie dengan wajah berbinar. "kau ingin?", jennie mengangguk semangat, "memangnya kau bisa memanah?", seketika wajah jennie berubah sedih, sambil menggelengkan kepala tanda ia tak bisa. "lihat peraturanya, setiap kelompok memiliki 2 anggota, dan diwajibkan untuk bisa memanah dalam keadaan berkuda! Memangnya kau bisa?", jennie kembali menggeleng, "lalu bagaiman kita bisa memenangkanya?!", sungguh jennie tengah menguji kesabaran jihyo.

"Mungkin aku bisa membantu?", tiba-tiba seseorang datang, "nugu? Kau kenal jihyo?", tanya jennie kepada pria bertopi jerami itu. "tentunya, aku sangat mengenal jihyo", ucap pria itu sambil menatap jihyo, dengan tatapan dalam. "ohh baguslah, kau bisa menggantikanku menjadi partner jihyo di sayembara ini, aku akan mendaftarkan kalian, siapa namamu?", jennie sangat menginginkan hadiah itu, 10.000 keping emas itu bukan jumlah yang sedikit bahkn gaji jennie selama menjadi pelayan pribadi jihyo hanya 2.000 keping emas saja. Pria itu menjawab sambil tersenyum menatap jihyo.

"Zeern.."

"nama yang asing ditelingaku, kau bukan orang korea, ya?", pria yang mengaku bernama Zeern itu hanya diam tapi masih memandangi jihyo. Jennie yang acuh, memilih langsung mendaftarkan jihyo dengan Zeern itu.

Jihyo hanya diam, tak bereaksi apapun. Sampai seseorang menghampiri jihyo, menggenggam tangan jihyo, membuatnya tersentak kaget, "bagaimana jika kita menjadi rival dalam sayembara ini?", ingin rasanya jihyo mancabik-cabik wajah menyebalkan itu, bisa tidak ia sehari saja tidak bertemu pria bergigi kelinci ini, membuatku muak!.

Sword&Flower[End S1;REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang