~~~ Chpater 22 ~~~

325 54 37
                                    























Hari mulai siang, Jihyo, Jungkook, Taehyung dan Tzuyu bersiap untuk kembali kekerajaan Jeon. "Samchon, maaf atas semua kekacauan kemarin", Tulus Jihyo meminta maaf. Minho mengusap pucuk kepala Jihyo, sambil menampilkan senyuman termanisnya, "Gwenchana Jihyo-ah, semoga kau segera membaik, Aku menyayangimu", Balas Minho.

"Saya pamit, Samchon", Jungkook merangkul Minho yang dengan senang hati dibalas Minho, "Aku serahkan semua pada Jungkook-ah, apapun balasanmu untuk Yeonjun, bahkan jika kau ingin membunuhnya aku ikhlas", sakit rasanya Minho mengatakan hal itu, namun ia harus adil, walau konsekuensinya harus kehilangan putranya.

"aniya Samchon, aku tahu betul bagaimana rasanya kehilangan seorang anak", ucapan Jungkook seakan boomerang bagi Minho. Jungkook tersenyum tipis, tidak akan sampai mati, aku tak akan membunuh fisiknya, namun aku akan membunuh jiwanya, aku akan membuatnya memohon sampai menangis darah untuk membunuhnya sendiri. Jiwa Iblis yang bersembunyi dibalik wajah tampan Jungkook.

Minho hanya tersenyum miris, dan menganggukan kepala, "Ne.. Lebih cepat berangkat lebih baik, sebelum malam datang", Yoona mengusap bahu Jungkook. "Ne, Khamsahamnidha untuk semuanya, kami pergi".

                                      

Dalam perjalan 2 hari menuju Kerajaan Jeon, pagi ini mereka sampai dengan selamat, dengan sambutan meriah dari Rose Aomma, Jungyeon, Namjoon, Seokjin, Sana, Jisaa, dan Jennie. Kini mereka berkumpul di Ruang diAula istana.

Semua hal yang terjadi saat mereka pergi maupun menepat di Kerajaan Choi. Rose Aomma langsung menghampiri Jihyo memeluknya erat, "Sayang.. Aigoo, ingat nak, semua yang terjadi karena Dewa menyayangimu hiks.. Jangan menyerah sayang, kau bisa melakukanya!", Jihyo mengunggingkan senyumanya, sakit, perih, menyayat hati yang sangat membekas, namun itulah yang menjadikanku lebih kuat, mungkin inilah cara Dewa menyayangiku. Jungkook menghela nafas berang saat rasa sakit itu ke.bali lagi. "Ne, aomma Sudahlah semua sudsh terjadi, kita jalani saja seperti biasa, tak perlu mengungkit hal yang telah terjadi, karena hanya akan membuka luka yang hendak sembuh, sudahlah, aku baik-baik saja aomma", Rose aomma menangkup wajah ayu Jihyo, menatapnya dalam. "Aku sangat beruntung memiliki menantu sepertimu, ji.. Aomma sangat menyayangimu!", Rose aomma memeluk Jihyo sekilas dan melepaskanya. Sampai...

"Jungooo!!!!!!", suara nyaring seseorang yang sangat tidak diinginkan kehadiranya. Umji berlari memasuki ruangan dan tanpa rasa malu memeluk Jungkook. Semua orang terkejud termasuk Jungkook, Namun tidak dengan Jihyo, yang terlihat muak melihat interaksi kedua sejoli itu. "aigoo.. Kenapa kau lama sekali, Bogoshipo!", Ujar Umji manja yang masih memeluk Jungkook erat, walau tidak mendapat belasan. Jenni dan Tzuyu yang berada disamping Jihyo, merasakan aura dingin Jihyo, terlihat bahwa Jihyo tak menyukai suasana ini, gadis tak tau malu, siapa sebenarnya dia, kenapa Jungkook hanya diam saja saat Gadis itu memeluknya! Haishh, kenapa aku malah kesal sendiri!, dumel Jihyo dalam hati. Tzuyu menyenggol bahu Jihyo, "tidak usah kesal  begitu, jika benar kau tak memiliki perasaan apapun kepada Yang Mulia", Bisiknya yang sudah jelas ia menggoda Jihyo, Jennie melihat kelakuan Tzuyu hanya tersenyum. Jihyo berdecak kesal, tanpa menjawab ujaran Tzuyu. Seketika senyum Tzuyu luntur teringat penjelasan Jungkook tentang siapa Umji, Jihyo kuharap kau selalu mempercayai Yang Mulia dengan semua apa yang ia putuskan, aku tahu Jihyo Yang Mulia hanya mencintaimu, cintanya hanya tulus untukmu, Tzuyu menghela nafas kecil.

Taehyung memilih bungkam melihat Umji yang sangat manja kepada Jungkook. Haishh.. Muak aku melihat topeng menjijikanya itu, Taehyung memilih meninggalkan ruangan dan kembali kekamarnya untuk istirahat.

Sword&Flower[End S1;REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang