Bagian 1. Amnesia

6K 468 4
                                    

Happy reading!😉
Jangan sungkan menyentuh bintangnya.🌟🤣

"Semua tiba-tiba terasa asing dan aneh. Apalagi kehadiranmu di sampingku."

~Alexy Bonhan~

==============================

Ale membuka kedua matanya yang terasa begitu berat. Berkali-kali dia mengerjabkan matanya mencoba menyesuaikan dengan pencahayaan di ruang itu. Rasanya cahaya di ruang itu terlalu terang dan matanya terlalu sensitif dengan cahaya.

Ale kembali memejamkan matanya beberapa saat sebelum akhirnya benar-benar membukanya. Untuk beberapa detik dia hanya terdiam, sambil menatap sepasang mata hitam legam yang berada tepat di depan matanya.

Jaraknya begitu dekat. Mungkin hanya beberapa centi saja, hingga Ale bahkan bisa melihat sepasang mata indah itu dengan sangat jelas.

Setelah beberapa saat terdiam, dan mencoba mencerna apa yang sedang terjadi, matanya seketika membulat sempurna. Untung saja dia memiliki kelopak mata hingga bola matanya tidak sampai terjungkal keluar dan menggelinding ke lantai.

Ale berteriak cukup keras sambil berupaya menendang dan menjauhkan pria itu darinya. Membuat sang pria terjatuh dari tempat tidur dimana ia juga sedang berbaring setelah sepenuhnya berhasil mengumpulkan kesadarannya.

Bagaimana mungkin seorang gadis dan pria tanpa ikatan pernikahan tidur di tempat yang sama?

Gila.

Ale mencoba mengedarkan pandangannya dan mendapati dirinya sedang berada di kamar inap.

Rumah sakit?

Tunggu.

Dia sakit ?

Sakit apa, dan sejak kapan ia tertidur di sana?

Jilbabnya kemana?

Sebenarnya apa yang terjadi padanya hingga bisa berada disana?

Ahh, Ale bahkan tidak mengingat apapun yang telah terjadi padanya hingga harus berakhir di kamar inap itu.

Begitu banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalanya. Begitu banyak tanda tanya yang berhamburan ingin dituntaskan. Namun semakin ia mencoba mencari jawaban di dalam ingatannya, kepalanya malah terasa semakin sakit.

Ale bergerak mundur dengan sekujur tubuh yang terasa kaku dan sulit untuk digerakkan, ia bahkan susah payah hanya untuk menggeser tubuhnya. Sekuat tenaga Ale terus mencoba menjauh dari si mata kelam, hingga tubuhnya menabrak kepala ranjang, pria bermata hitam itu masih terus berupaya mendekat.

"Syukurlah kamu akhirnya bangun juga, Sayang. Aku ...aku benar-benar bahagia." Ale menautkan kedua alisnya mendengar penuturan pria itu. Ia bahkan dengan jelas melihat air mata pria itu.

Pria brengsek itu menangis?

Yang benar saja.

Dan apa katanya, sayang?

Lelucon macam apa itu?

Ini pendengarannya yang bermasalah atau pria itu yang sedang salah minum obat?

Apa itu semacam prank or whatever that?

Tapi Ale yakin tidak sedang berulang tahun sekarang.

Dan lagi, kenapa harus pria brengsek itu?

Pria yang sudah membuat hidupnya yang sudah berat terasa semakin berat beratus kali lipat.

PROMISE [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang