Bagian 23

1.7K 156 1
                                    

Happy reading !😉😙😙

"Ale butuh jawaban atas semua pertanyaannya malam ini juga. Dia tidak ingin menundanya lebih lama lagi. Dia harus segera tahu semua kebenarannya."

~Alexy Bonhan~

***
Ale mengekori Lisa dan Gary yang berjalan di depannya. Raganya memang berada di sana tapi pikirannya melayang entah kemana. Ia bersyukur Jason langsung menempel pada Gary seperti lintah saat dia dan Lisa menjemput mereka di butih tadi.

Saat ini mereka sedang berada di sebuah toko sepatu. Ale memang perlu membeli sepatu baru untuk ia pakai nanti malam ke acara reunian. Ale, Lisa, dan Siti sepakat memakai sepatu hitam polos. Dan Ale belum mempunyai sneakers hitam polos. Kebanyakan sneakers-nya memiliki hiasan-hiasan warna lain. Kebetulan Gary juga belum membeli sepatu, karenanya mereka pergi bersama.

Beberapa hari ini ia lebih banyak diam. Karen pun menyadari itu. Ia selalu bertanya pada Ale apa yang terjadi. Tentu saja Ale tidak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Ia lebih memillih untuk diam dan menunggu sampai ia benar-benar memastikan kebenaran atas semuanya dari undangan itu.

Bukan cuma hatinya yang lelah, raganya pun sepertinya ikut kelelahan dengan semuanya. Beberapa hari terakhir ini ia jadi sering merasa lemas dan mual-mual. Apalagi saat pagi, ia sering muntah-muntah.

Sepertinya penyakit magnya kambuh. Ia memang memiliki riwayat mag. Ditambah akhir-akhir ini ia benar-benar stres memikirkan semuanya. Makannya pun jadi tidak teratur.

“Aku tunggu di luar, yaa !” kata Ale pada Lisa dan Gary yang dibalas anggukan keduanya.

Ale duduk di kursi panjang di depan toko sepatu itu bersama Jason. Ia sudah mendapatkan sneakers yang dicarinya. Dan kepalanya terasa pusing mencium pewangi ruangan yang beraroma lavender di dalam toko itu.

Sepertinya ia memang tidak akan pernah bisa cocok dengan aroma yang satu itu. Sejak dulu ia tidak menyukai aroma lavender. Ia bahkan hampir muntah jika saja ia tidak cepat-cepat keluar dari toko itu.

Ale tersenyum melihat Jason yang tampak begitu fokus dengan mainan robot yang tadi dibelikan Gary. Sesekali Ale menyahut saat Jason mengajaknya bicara.

“Alexy ?” Ale mendongak saat seseorang memaggil namanya.

Ia mengerutkan keningnya saat mendapati seorang pria paruh baya berdiri tepat di hadapannya. Pria itu terlihat seperti bukan orang biasa. Terlihat jelas dari setelan jas mahal yang melekat di tubuhnya yang masih terlihat bugar meski sudah memasuki usia senja.

Ale mencoba tersenyum pada orang itu. Mungkin saja dia adalah seseorang yang Ale kenal hanya saja dia tidak mengingatnya. Pria itu terlihat mirip seseorang tapi Ale tidak tahu siapa orang itu.

“Maaf, bapak kenal saya ?” tanya Ale sopan. Dia bangkit dari duduknya biar lebih sopan.

Kali ini pria paruh baya itu yang mengerutkan keningnya.

“Kamu tidak mengingat saya ?” tanya pria itu kebingungan. Terlihat jelas dari kedua alisnya yang saling menaut.

“Maaf, pak ! Sa-saya mengalami kecelakaan dan hilang ingatan. Maaf tidak mengingat Anda !” ucap Ale merasa tidak enak.

“Dia anakmu ?” Ale mengangguk saat pria itu menatap Jason.

“Berapa umur anak kalian, Alexy ? Siapa namanya ? Karen tidak pernah cerita kalau sudah punya anak ! Dia bahkan sudah sebesat ini !” Ale kembali mengerutkan keningnya.

Sebenarnya siapa pria itu ?

Wajah pria itu juga terlihat berseri saat melihat Jason di sana. Ale jadi semakin tidak mengerti.

PROMISE [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang