Bagian 35

2.5K 172 0
                                    

Happy reading !

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa !
Vote dari kalian adalah penyemangatku untuk menulis ^_^
Please, komen kalau ada typo ! :)
Follow akun aku yaa !😘😘😘

Stay healthy, keep smile and be happy !😉😙🤗

***

Semua mengeratkan coat masing-masing setelah keluar dari bus yang mengantar mereka dari bandara ke apartemen Angga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua mengeratkan coat masing-masing setelah keluar dari bus yang mengantar mereka dari bandara ke apartemen Angga. Hanya Ale yang tampak biasa-biasa saja.

Cold monkey queen. Ohh, jangan lupakan gelarnya itu !

Jason ?

Pria mungil Ale itu sedang tertidur lelap dalam gendongan Young Soo. Tentu saja setelah melewati perdebatan panjang dengan Dae Jung yang juga ingin terus menggendong Jason.

Jam sudah menunjukkan pukul lima lewat sepuluh menit saat mereka sampai di apartemen Angga. Di sana sudah lumayan gelap meski masih pukul lima sore karena sedang musim dingin. Berbeda dengan Indonesia yang masih terang di jam-jam itu.

Ale berdecak kagum melihat pemandangan bersalju yang terlihat sangat mengagumkan untuk dirinya yang baru pertama kali melihat salju secara langsung. Salju-salju berwarna putih bersih menutupi rumah-rumah, jalanan, dan pepohonan.

Tampak semakin indah dengan paduan cahaya lampu jalan dan lampu dari rumah-rumah masyarakat serta lampu apartemen super mewah yang menjulang tinggi di hadapan mereka.

"Berrr ! Gilee, dingin bangat !" seru Siti yang tampak begitu kedinginan padahal sudah memakai Coat super tebal.

Padahal ini bukan pertama kalinya ia bertemu dengan musim dingin. Ia sudah merasakan dinginnya musim dingin beberapa kali saat tinggal di LA. Tapi tampaknya, kulit Siti sama sekali tidak bisa bersahabat dengan rasa dingin itu.

"Butuh kehangan, Ti ? Sini, babang peluk !" Zeo merentangkan kedua tangannya di udara membuat Siti langsung berdecik kesal. Tak lupa memasang wajah jijik seperti ingin muntah.

"Ogah ! Mendadak nggak jadi dingin aku tuh !" balas Siti membuat semua tertawa.

"Jahat benar kamu Ti sama babang. Jatuh cinta tau rasa !" ucap Zeo dengan wajah pura-pura sedih.

"Itu mah kagak mungkin, Zeo ! Hati Siti sudah mendapat tempat berlabuh. Sayangnya pelabuhan itu masih tertutup karena belum tau ada yang mau berlabuh !" Yusuf ikut nimrung.

"Masa sih ? Siapa tuh, Suf ? Aku kok nggak tau yaa ? Jangan-jangan hati aku lagi !" sambung Rion sambil menaik-turunkan kedua alisnya menghoda Siti yang diikuti dengan tawa yang lainnya.

"Bacot lo pada !" seru Siti dengan wajah merona.

Martin yang sedang berdiri di samping Siti melepas Coat miliknya kemudian menyampirkannya di atas pundak Siti. Tidak tega melihat gadis itu tampak sangat kedinginan. Apalagi Martin bisa melihat tubuh Siti yang bergetar tanda ia benar-benar sangat kedinginan.

PROMISE [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang