Bagian 30

2.4K 158 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa !

Vote dari kalian adalah penyemangatku untuk menulis ^_^
Please, komen kalau ada typo !😉😙😙
Stay healty, stay happy ! And don't forget to smile !😙😙

"I'm happy to be yours. I'm happy cause I have you. And I'm happy cause you love me."

~Alexy Bonhan~

FLASHBACK on !

2 years ago !

Karen menarik tubuh mungil Ale ke dalam pelukannya. Ale hanya bisa tersenyum melihat suaminya yang kini mendekapnya begitu erat.

Ale menyembunyikan wajahnya di leher Karen. Hingga ia bisa mengendus dengan jelas aroma tubuh Karen yang kini dalam keadaan polos. Sama sepertinya. Tubuh mereka hanya ditutupi oleh selimut tebal berwarna coklat tua.

Karen melonggarkan pelukannya saat Ale sedikit bergerak untuk mencari posisi yang nyaman. Membiarkan sang istri menemukan posisi tidur ternyaman dalam dekapannya.

Bagi Ale, bantal paling empuk adalah lengan suaminya. Dan selimut paling hangat dan lembut adalah pelukan tangan kekar dari sang suami. Dan sekarang, Ale mendapatkan bantal dan selimut luar biasa itu.

Ale mengangkat kepalanya hingga bisa melihat sepasang mata indah suaminya. Mata hitam pekat yang selalu berhasil membuatnya terpana saat melihatnya. Senyumnya semakin lebar melihat senyum simpul Karen.

"I'm really sorry, honey !" ucap Karen sambil mengecup lembut kening Ale.

"Maaf ? Untuk ?" Ale menautkan alisnya tidak paham.

"Soal butik kamu, sayang ! Memangnya apa lagi ? Lupa tadi siang apa yang dilakukan si tua bangka itu, hmm ? Padahal kamu berhasil menjadi desainer terbaik di Indonesia tapi produk dari butik kamu malah tidak selaris yang seharusnya. Dan semua itu karena ulah papah. Maaf bangat yaa, sayang !" Ale melebarkan senyumnya. Mencoba meyakinkan sang suami bahwa dia benar-benar baik-baik saja.

Menjadi desainer terbaik Indonesia tahun ini memang hal yang sangat membanggakan. Dan tentu saja Ale sangat bahagia mendapatkan predikat itu.

Tapi sesuai yang dikatakan Karen, produk-produk dari butiknya yang seharusnya laris manis di pasaran setelah memenangkan lomba itu malah tidak berjalan mulus. Banyak hal yang terjadi hingga para coustumer mengurunkan niatnya untuk membeli produknya.

Padahal begitu banyak pesanan dari coustumer yang langsung masuk dimalam dimana ia berhasil memenangkan lomba. Sayangnya, keesokan harinya semua kompak membatalkan pesanan mereka. Dan itu semua adalah ulah Vernom Bradley, ayah mertuanya sendiri dan tidak lain adalah ayah Karen.

Kecewa ?

Yah, tidak bisa dipungkiri rasa itu ada. Apalagi jika mengingat perjuangan Ale selama ini. Berkali-kali ia harus merasakan jatuh bangun demi membangun butiknya. Butik yang telah ia rintis dari nol.

Dan saat ia telah berhasil menggapai goals-nya di dalam genggaman tangannya. Seseorang dengan seenak jidat merampasnya. Saat ia telah berhasil mencapai puncak, seseorang dengan mudahnya menariknya begitu kuat. Hingga membuatnya kembali terjatuh ke dasar yang paling dalam. Membuatnya mau tidak mau harus memulainya lagi dari garis start.

Tapi Ale sadar akan satu hal. Bahwa rezeki sudah ada yang mengaturnya. Mungkin, saat ini Allah belum mempercayainya untuk menerima rezeki itu. Allah tidak membatalkannya. Allah hanya sedang menunda kedatangan rezeki itu sampai ke tanganya.

PROMISE [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang