Bagian 18

2.2K 186 8
                                    

Happy reading !!!😙😉

"Seperti janji-Nya, rainbow after storm. Terang setelah gelap. Dan ada senyum setelah tangis. Hidup bukan hanya tentang kesedihan ataupun hanya tentang kebahagiaan saja. Kita akan melewati semua manis pahitnya hidup."

~Alexy Bonhan~

***
Ale sedang memasak saat Karen pulang dari mesjid. Ia tetap fokus dengan masakannya saat Karen menghampirinya ke dapur. Ale bahkan tidak menyapa Karen dan bersikap seolah tidak melihtanya. Rasanya begitu malu dan canggung jika mengingat apa yang mereka lakukan tadi malam.

Ahh, Ale langsung merona hanya dengan mengingatnya.

Tubuh Ale menegang saat Karen yang sejak tadi duduk di salah satu kursi meja makan kini memeluknya dari belakang. Kedua tangannya melingkar di perutnya dan menyandarkan dagunya di pundak Ale.

"Ren ! Bi-bisakah kau mengecek Jason ? Ahh, dan tolong sekalian mandiin yaa ! Aku sudah menyiapkan bajunya di atas kasur" ucap Ale sambil melepas pelukan Karen.

Karen mengangguk pasrah. Rasanya ia kembali ke masa awal pernikahan mereka. Saat mereka baru pertama kali melakukannya. Keesokan harinya Ale menghindarinya mati-matian. Karen bahkan harus bersabar hingga satu minggu kemudian barulah Ale mau berbicara dengannya.

Dan sekarang, ia kembali merasakan hal yang sama. Rasanya mereka benar-benar baru melakukannya untuk pertama kali.

Ahh, Karen jadi malu mengingat kejadian tadi subuh. Ia jadi heran dengan dirinya sendiri yang bisa sebuas itu. Dulu, ia tidak pernah melakukannya lebih dari dua kali. Karen tidak ingin Ale kecapen karenanya. Karen jadi khawatir pada istrinya.

Apa dia baik-baik saja ?

Sepeninggalan Karen, Ale langsung menghenbus napas lega. Ia tidak akan sanggup berlama-lama berada di dekat Karen. Setidaknya untuk saat ini.

Entahlah ! Ale pun tidak paham dengan dirinya sendiri. Ia hanya ingin menghindar dari suaminya dulu. Ia butuh waktu untuk menyendiri.

Karen dan Ale makan dalam diam. Hanya ada suara Jason yang terdengar memecah keheningan. Sesekali Karen mencoba mengajak Ale bicara namun Ale hanya menjawabnya sekenannya. Tak jarang ia hanya menjawab satu kata seperti, iya, tidak, hmm.

Setelah sarapan, Ale naik ke kamar untuk bersiap-siap setelah mencuci peralatan makan yang kotor. Sementara Karen menemani Jason bermain di ruang tamu.

Ale janjian bertemu Sinta di kafe dekat butiknya jam sembilan pagi. Sekarang masih jam setengah delapan tapi sepertinya ia akan berangkat lebih awal.

Hari ini Ale akan memakai semiblack style. Rok hitam polos dipadukan dengan baju kaos lengan panjang dengan warna senada. Tidak lupa dengan jilbab hitam polos yang panjangnya menutupi dada.

Ditambah dengan cardingan berwarna mocca polos sebagai outer yang panjangnya selutut Ale. Tubuhnya yang hanya memiliki tinggi 158 cm jadi terlihat sedikit lebih tinggi dengan style itu.

Ale menyampirkan tas kecilnya yang berwarna hitam polos di bahu kanannya sambil menenteng tas laptopnya yang berisi laptop, kertas gambar, dan alat tulis lengkap.

Mata Ale berhenti pada beberapa topi dengan warna berbeda-beda tergantung di dinding. Tangannya terulur meraih salah satu topi berwarna hitam polos dan memakainya. Ia kembali bercermin untuk mengecek penampilannya.

Perfect !

Ale menuruni anak tangga dengan semangat. Rasanya sangat bahagia bisa kembali bekerja. Dan hari ini ia akan bertemu dengan kedua dressmaker yang sekaligus sahabatnya.

PROMISE [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang