Bagian 20

2.3K 175 9
                                    

Happy reading !🤗😙

"Siapa yang harus aku percaya ?"

~Alexy Bonhan~

***
Karen baru saja kembali dari mesjid saat mendapati seorang perempuan berdiri di depan ruangannya. Ia tahu siapa itu. Sangat tahu malah. Bahkan hanya melihatnya dari belakang pun ia sudah bisa mengenalinya. Ia berjalan mendekat, lebih tepatnya mendekati ruangannya sendiri. Ia langsung masuk tanpa memperdulikan perempuan itu. Toh, dia akan tetap masuk ke ruangannya tanpa perlu ia persilahkan.

"Aku bawa makanan kesukaanmu, sayang !" katanya sambil meletakkan kotak bekal susun di atas mejanya.

Karen mendengus kesal. Melihat dan mendengar kata-katanya membuat Karen mual. Ia menatap perempuan itu dengan tatapan tajam. Raut wajahnya dingin dan datar seperti biasa saat bertemu dengannya. Sekali lagi ia menghembus napas berat sebelum mendorong kotak bekal itu menjauh dari hadapannya.

"Aku tidak butuh ! Dan bisakah kau berhenti mengusikku ? Aku muak melihat wajahmu !" perempuan itu tampak begitu terpukul mendengar kata-kata pedas Karen. Namun kemudian ia kembali memasang wajah cerahnya.

Selalu seperti itu !

Baginya Karen adalah segalanya. Namun bagi Karen dia tidak lebih dari hanya seorang perempuan murahan. Dirinya seperti tidak kasat mata di depan Karen. Pria itu selalu memperlakukannya layaknya bayangan semu yang tidak berarti apa-apa.

Mehadirannya adalah musibah bagi Karen. Bagi Karen, dia adalah pembawa petaka yang tidak boleh dekat-dekat dengannya. Karen selalu menatapnya sinis dan jijik meski dia telah melakukan segala hal untuk pria itu. Seperti sedang memandang wanita lacur yang mengemis cinta kepadanya.

Yeah ! Sehina itu dirinya dimata Karen.

Pernah dengar pepatah yang mengatakan 'cinta itu buta' ?

Seperti itulah dia sekarang ! Buta bahwa Karen sama sekali tidak mencintainya. Buta akan kenyataan bahwa pria itu sudah beristri dan beranak satu. Buta bahwa sekarang dia benar-benar telah melampaui batas.

Dia...cintanya benar-benar membutakan mata dan hatinya !

Dia mencintai pria itu,  berarti dia harus memilikinya. Dia harus bisa mendapatkannya ! Apa pun yang terjadi !

"Kamu ngomong apa sih, Karen ! Aku tidak pernah mengusikmu. Aku kan juga istrimu !" Karen menatapnya dengan tatapan tajam yang terasa semakin menusuk.

"Istriku cuma ada satu dan itu adalah Ale, bukan perempuan gila sepertimu !" ucap Karen dengan menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Masa sih ? Bukannya 2, yaa ? Ahh, aku jadi tidak sabar ketemu dengan maduku itu !" wajah cerah yang tadi menghiasi wajah perempuan itu kini berubah menampakkan senyum penuh ancaman.

"Hentikan omong kosongmu itu, Desi ! Keluar dari ruanganku sebelum aku memanggil satpam untuk menyeretmu keluar !" ancam Karen yang sayangnya sama sekali tidak berpengaruh pada perempuan bertubuh tinggi dengan lekukan yang pas itu.

"Bagaimana kabar istri pertamamu ? Apa dia baik-baik saja sekarang ? Aku pikir kecelakaan besar itu akan merenggut nyawanya. Sayang sekali dia selamat !" Karen mengepalkan kedua tangannya kuat.

Ia benar-benar ingin menjadi pembunuh jika berhadapan dengan medusa beracun itu.

Karen memijat pelipisnya yang terasa pening. Kepalanya sudah pusing dengan pekerjaan ditambah lagi dengan wanita ular itu. Membuat kepalanya terasa ingin meledak.

Kenapa hidupnya harus serumit itu sih ?

Ahh, tentu saja semua karena kebodohannya. Seharusnya ia mempercayai Ale. Seharusnya ia tidak menerima tawaran papahnya. Seharusnya ia tidak perlu berurusan dengan medusa itu. Memikirkan semua itu malah membuat kepala Karen semakin pening.

PROMISE [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang