Happy reading !😉😙😙
"Sayangnya, kata 'seharusnya' selalu menandakan bahwa semua telah berlalu. Kata 'seharusnya' selalu berarti bahwa semua sudah terlambat."
~Angga~
***
Raissa membuka penutup botol air mineral sebelum memberikannya kepada Ale. Ale menerimanya dan langsung meneguknya hingga habis setengahnya. Lagi-lagi ia muntah setelah sampai di butik. Dengan telaten Raissa membantunya.“Kamu istrahat aja dulu, Le ! Semua juga sudah hampir selesai. Kalau lagi kurang sehat kenapa harus dipaksakan ?” Ale membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk di kamarnya.
“Panggil aku kalau temanku sudah datang, yaa !” Raissa mengangguk sebelum meninggalkan kamar Ale.
Sepertinya Ale benar-benar kelelahan. Ia langsung tertidur belum lama setelah Raissa keluar.
Ale menggeliat saat merasakan sesuatu mengusik tidurnya. Entah berapa lama dia tertidur. Ia membuka kedua matanya dan mendapati Angga duduk di salah satu sisi kasur dimana dia berbaring.
Pria itu menatap Ale dengan senyum manis yang menghiasi wajah tampannya. Namun tetap saja, tidak bisa menyembunyikan tatapan kekhawatirannya yang begitu kentara.
Ale ikut tersenyum membalas senyuman Angga dan juga Humairah yang sedang duduk di sofa yang berada di sudut ruangan. Senyum yang mampu membuat siapa pun akan percaya bahwa sang empunya senyum itu sedang baik-baik saja.
Tentu saja terkecuali Angga. Ia tidak akan pernah tertipu dengan senyum manis yang terukir di wajah cantik sahabatnya. Senyum yang meneriakkan kata ‘aku baik-baik saja’ itu tidak akan bisa mengelabuinya.
Angga sudah sangat mengenal Ale. Bersahabat dengan Ale sejak mereka masih sangat kecil membuatnya cukup bisa memahami gadis itu. Karena itu, Ale tidak akan bisa membohongi Angga.
Dibalik senyum lebar itu tersimpan sejuta derita yang selalu dia sembunyikan. Karena gadis itu tidak pernah mau membuat siapa pun mengkhawatirkannya.
“Aku membangunkanmu ? I’m really sorry, sweetheart !” ucap Angga lembut. Ale semakin melebarkan senyumnya.
“It’s okay, Angga ! Kalian sudah lama ? Maaf, aku ketiduran !” Ale bangkit dan ikut duduk.
“Sekitar 15 menit yang lalu. Temanmu bilang kau sedang kurang sehat. Apa kita perlu ke rumah sakit ?” Ale menggeleng.
“Aku baik-baik saja, Angga. Mungkin mag-ku yang kambuh jadinya muntah-muntah !” jelas Ale.
Angga mengangguk-angguk mengerti. Dia tahu kalau Ale memang punya riwayat mag yang bisa dibilang lumayan parah.
“Jadi kenapa kamu tiba-tiba mau ikut tour ke Korea ?” tanya Angga menyelidiki.
“Apa cuma perasaanku saja atau memang benar kalau suamimu tidak tau kau akan pergi ?” tebak Angga tetap sasaran.
Ale mengangguk lesu.
“Why ? He hurt you ?” tanya Angga tanpa bisa menyembunyikan kekhawatirannya.
Ale menatap Angga dengan tatapan sendu. Wajahnya berubah serius. Begitupun dengan Angga. Ia bisa melihat kesedihan yang begitu nyata tergambar dari wajah cantik sahabatnya.
Angga tidak suka melihatnya. Selama ia mengenal Ale, ia belum pernah melihatnya sesedih itu. Ale sahabatnya selalu tersenyum. Tak peduli dengan beban berat yang selalu mengekorinya.
Ale mulai menceritakan semuanya pada Angga. Ia terus mengurai senyum manis di bibirnya saat bercerita. Ia tidak ingin membuat sahabatnya jadi semakin mengkhawatirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE [END✅]
RomanceAlexy Bonhan. Saat dia terbangun dari tidurnya, tiba-tiba 7 tahun telah berlalu. Tiba-tiba dia sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Dan yang lebih mengejutkan lagi, dia menikah dengan pria yang paling dia benci sekaligus pria yang paling dia ci...