Happy reading ! :)
***
Ale mengerjabkan matanya saat mendengar suara pintu terbuka. Ahh, ternyata dia tertidur di sofa karena menunggu Karen pulang. Ia berbalik dan mendapati Karen di sana. Pria itu tersenyum manis padanya membuatnya melakukan hal yang sama.Ale beranjak dari duduknya untuk menghampiri Karen yang sedang melepas sepatunya. Ia mengambil tas Karen kemudian mencium punggung tangan suaminya. Karen mengecup kening Ale lumayan lama. Membuat Ale menahan napas lebih lama karena gugup.
"Kenapa belum tidur, sayang ? Menungguku ?" tanya Karen sambil mengacak-acak rambut Ale.
"Kenapa pulang selarut ini ? Kerjanya sampai semalam ini yaa ?" Karen hanya menggut-manggut sebagai jawaban.
"Sudah makan ? A-aku sudah masak" senyum Karen merekah mendengarnya.
"Temani aku makan yaa !" ucap Karen. Ale tersenyum sebagai jawab.
Ale duduk di samping Karen yang mulai memakan makanannya. Ia senang melihat pria itu makan dengan lahap. Ia terus memperhatikan Karen seakan ingin memastikan sesuatu. Dia tampan seperti dulu. Wajahnya tidak banyak berubah dari Karen yang ada dalam ingatannya. Bahkan ia terlihat semakin gagah dengan pertambahan usianya.
Astaga ! Ale jadi merasa aneh sendiri mengatakan itu.
Tak banyak yang berubah kecuali sifatnya tentu saja. Ale tidak pernah menyangka Karen bisa bersikap lembut seperti itu. Pria itu juga terlihat sangat penyayang. Ia menyayanginya dan juga Jason. Karen si pria diktator dingin yang diingatnya sepertinya benar-benar telah lenyap. Digantikan dengan Karen, suaminya yang lemah lembut dan penyayang.
Cup...
Tubuh Ale membeku saat Karen tiba-tiba mengecup bibirnya singkat. Ia mengerjabkan kedua matanya berkali-kali karena terkejut. Ia bisa merasakan rasa panas yang menjalar di ke dua pipinya. Dan ia yakin wajahnya pasti sudah semerah udang rebus sekarang.
Belum selesai keterkejutan Ale, Karen kembali membuatnya hampir terkena serangan jantung. Karen merengkuh tubuh mungil Ale lembut. Tangan kanannya berada di punggung Ale sementara tangan kirinya berada di tengkuk gadisnya. Ia sedikit menarik Ale mendekat. Karen menempelkan bibir mereka dan mulai melumat lembut bibir mungil istrinya.
Ale tidak merespon.
Ia masih terlalu shock dengan tidakan mendadak Karen. Ia mengerjap berkali-kali mencoba mencerna apa yang sedang terjadi. Ia ingin menjauhkan tubuhnya dari Karen tapi pria itu memperangkapnya. Karen masih melumat bibirnya lembut. Anehnya itu terasa familiar. Sentuhan pria itu, ciuman itu. Semua terasa itu tidak asing.
Ale tidak mengerti dengan apa yang dirasakannya. Rasa rindu, bahagia, namun juga sedih ? Seperti ada yang terasa sakit di dadanya. Ale tidak tahu perasaan apa itu. Ia merasa bahagia dan sedih di waktu yang sama. Hanya saja, meski rasa bahagia itu jauh lebih dominan. Kehadiran secuil kesedihan itu seakan mampu merusak segalanya.
Pandangan Ale memudar dan sedetik kemudian tetesan-tetesan butiran bening mengalir dari ujung matanya. Karen yang menyadari itu langsung melepaskan ciumannya dan menatap gadisnya khawatir. Apa ia melukainya ? Apa dia menyakiti gadisnya ? Apa yang sudah ia lakukan ?
Karen merutuki dirinya yang begitu bodoh. Tidak seharusnya ia melakukan itu. Tentu saja gadisnya terkejut. Ia tidak mengingat apa-apa dan dengan bodohnya ia menciumnya begitu saja. Gadisnya butuh waktu untuk bisa menerima kenyataan yang bahkan sedikitpun tidak ada dalam memorinya.
"Ma-maaf ! Sayang, maafin aku ! Aku...aku hanya sangat merindukanmu. Maaf ! Aku..." Karen tidak melanjutkan kata-katanya karena Ale lebih dulu berlari meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE [END✅]
RomanceAlexy Bonhan. Saat dia terbangun dari tidurnya, tiba-tiba 7 tahun telah berlalu. Tiba-tiba dia sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Dan yang lebih mengejutkan lagi, dia menikah dengan pria yang paling dia benci sekaligus pria yang paling dia ci...