Extra Part 2

3.3K 134 4
                                    

Happy reading !!!

Ini extra part terakhir, yaa ! Soalnya rencananya memang cuma mau bikin dua extra part saja. Nggak lebih !😄😚

Benar-benar cuma sebagai gambaran umum SEKUEL nya !!🤗😉😄
Yang mau tahu ceritanya lengkapnya silahkan langsung dicek aja LOVE IS PUNISHMENT !!!🤗😄😙

🍀"Ada pertemuan dan perpisahan beratus kali dalam hidup. In every meeting, there is a parting. Life just goes that way. All we can do is to accept it with smile."🍀

***
Ale menggeliat mencoba mencari posisi ternyaman. Entah sudah jam berapa sekarang, tapi sepertinya sudah subuh. Di luar hujan masih tampak awet padahal hujan sudah turun sejak kemarin sore.

Rasanya hangat dan nyaman, padahal di luar masih hujan. Ale sama sekali tidak merasakan dingin sedikit pun. Yang ada hanya kehangatan yang membuatnya ingin terlelap lebih lama. Rasanya seperti sedang dipeluk seseorang.

Ale sepenuhnya membuka kelopak matanya. Memperlihatkan dua manik indah yang tampak masih berkabut karena baru saja bangun. Dia merasakan sebuah beban berat di pinggangnya.

Ahh, benar saja !

Di sana sebuah tangan besar tengah melingkar memeluknya erat. Menyalurkan kehangatan yang tidak akan bisa Ale dapatkan di tempat mana pun. Hanya di sana dan hanya bisa Ale dapatkan dari pelukan suaminya.

Ale memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan Karen yang masih terlelap. Sepertinya Ale tidak akan pernah bosan melihat ciptaan Tuhan yang luar biasa tampan itu. Hidung mancung, alis tebal, bulu mata panjang dan lentik, sungguh perpaduan yang luar biasa indah.

Rasanya sampai kapan pun Ale tidak akan pernah merasa bosan untuk memandangi wajah tampan suaminya.

"Mau sampai kapan memandangi wajahku terus ?" Ale tersentak kaget mendengar suara berat Karen yang sedikit serak karena baru bangun.

Sejak kapan Karen terbangun ? Ale kira pria itu masih berkelana di alam mimpinya.

Karen membuka matanya dan mendapati wajah istrinya hanya beberapa mili dari wajahnya. Senyumnya merekah seperti mentari yang menyinari bumi. Hangat dan sangat indah.

Ale ikut tersenyum membalas senyuman Karen. Mata Ale tidak bergerak sedikit pun dari manik hitam milik suaminya. Mata hitam itu selalu bisa membuatnya hanyut dalam keindahannya. Seakan menghipnotisnya hingga tidak bisa berpaling darinya.

"Good morning, honey ! Aku tau suamimu ini memang tampan tapi jangan menatapku terlalu lama. Kau membuatku salah tingkah, sayang !" goda Karen sukses membuat Ale merona.

Apa sih ?

Mereka sudah menikah puluhan tahun tapi rasanya kenapa masih berbunga-bunga seperti itu. Rasanya seperti baru menikah kemarin sore. Jantung itu masih tetap berdetak tidak normal disaat seperti itu.

Tangan Karen yang tadi bertengger manis di pinggang ramping Ale sedikit menarik tubuh ramping Ale mendekat padanya. Hingga mengikis habis jarak diantara mereka.

"Sayang, aku lapar !" ucap Karen membuat Ale mengerutkan keningnya.

Ale melirik jam weker di nakas yang ternyata baru menunjukkan pukul dua dini hari. Ahh, Ale pikir sudah jam empatan. Jadi kenapa suaminya tiba-tiba lapar jam segitu ? Tidak biasanya.

"Lapar ? Tumben lapar jam segini, Ren ?" tanya Ale penasaran.

Ale hendak bangkit dari baringannya tapi Karen langsung menariknya kedalam pelukannya. Membuat tubuh ramping Ale menubruk dada bidang Karen yang berotot.

PROMISE [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang