Bagian 9

2.7K 246 2
                                    

Happy reading ! :)

***
Mommy, are you okay ?” Ale menatap wajah polos Jason yang menatapnya khawatir.

Ale masih meringis kesakitan karena pria kecilnya itu berhambur ke dalam pelukannya dan tak sengaja menyikut rusuknya yang sakit. Rasanya luar biasa sakit. Bahkan tanpa sadar air mata Ale sudah menetes.

I’m okay, baby !” Ale tersenyum lebar menatap mata hitam kelam anaknya. Tangan mungil Jason mengusap air matanya yang merembes tanpa permisi.

Ale membiarkan Jason ikut berbaring di samping kirinya agar pria mungilnya itu tidak menyentuh rusuknya kanannya yang sakit. Ale tahu sekarang sudah hampir jam tujuh pagi. Tapi dia masih ingin bermanja dengan selimut tebal dan pria mungilnya. Tadi dia sudah membuat sarapan dan mandi. Tapi karena tak tahan dengan sakit tulang rusuknya, Ale memutuskan untuk kembali tidur.

Tadi malam setelah mengompresnya kurang lebih 15 menit, rasanya jauh lebih mendingan. Tapi saat dia bangun pagi tadi, sakitnya kembali lagi. Dan itu benar-benar menyiksa. Sepertinya Ale harus ke rumah sakit nanti.

Mereka turun setelah Jason selesai mandi. Dan saat itu jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Ale menoleh ke arah meja makan yang isinya masih utuh. Berarti Karen belum turun. Dan benar saja, pria itu baru turun saat dia dan Jason baru saja duduk di meja makan.

“Ren ! Sarapan dulu baru berangkat !” Ale menghampiri Karen yang langsung menuju rak sepatu dan memakai sepatunya.

Tak ada jawaban. Pria itu benar-benar masih marah rupanya.

“Ren ! Aku tidak tau kalau bertegur sapa dengan Vero bisa membuatmu semarah ini. Aku minta maaf !” tutur Ale tulus.

Ale meraih tangan kanan Karen dan menggenggamnya dengan lembut. Berharap amarah prianya bisa sedikit berkurang.

Sayangnya, kenyataan tidak selalu sejalan dengan harapan. Karen menghempas tangan Ale dengan sangat kasar. Ale yang tidak siap pun ambruk. Lagi, rusuk kanannya kembali mencium kerasnya lantai keramik rumah mereka.

Ale bergeming di tempat. Rasanya sakit itu benar-benar hampir membunuhnya. Bahkan untuk bergerak saja Ale tidak mampu. Dan mirisnya lagi, bukannya membantu Ale bangun Karen malah memilih pergi dan menutup pintu rumah mereka dengan cara dibanting.

Jason menghampiri Ale dengan tangis yang pecah. Sepertinya pria kecil itu terkejut mendengar bantingan pintu. Ale memaksa dirinya untuk bangun. Meski harus menanggung rasa sakit yang teramat sangat, Ale akhirnya berhasil duduk. Dia mendekap tubuh Jason yang bergetar. Sekuat tenaga dia menahan agar tangisnya tidak ikut pecah.

Rasa sakit itu seakan menjalar ke seluruh tubuh Ale. Menarik paksa kesadarannya dan perlahan membawanya ke alam kegelapan. Ale merasakan dekapannya pada tubuh Jason merenggang. Dan sekilas dia bisa melihat Jason yang mengguncang tubuhnya dengan tangis yang semakin keras.

Setelah itu, semuanya menjadi gelap.

Ale tidak tahu apa yang terjadi. Tapi saat dia terbangun, dia mendapati dirinya berada di salah satu ruang inap rumah sakit, lagi ? Ale mengerutkan keningnya. Bukankah tadi dia berada di rumah ? Siapa yang membawanya ke sini ? Sebenarnya apa yang terjadi ?

Tunggu !

Ale mengedarkan pandangannya mengitari ruangan itu namun dia tidak menemukan apa yang sedang dia cari.

“Jason !” teriaknya tanpa sadar.

Bertepatan dengan itu, pintu kamarnya terbuka. Ale menghembus napas lega saat melihat anak mungilnya di sana. Ale merapikan jilbabnya saat mendapati bukan cuma Jason dan Lisa yang masuk. Tapi juga ada Gary dan Vero ? Bagaimana ceritanya pria itu bisa ada di sana ? Tapi terlepas dari itu. Dia perlu tahu kenapa ia bisa ada di rumah sakit.

PROMISE [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang