Bagian 40

2.6K 178 1
                                    

Happy reading !😉

Stay happy stay healthy and don't forget to smile !😉😙😙

Tetap jaga wudhunya dan jangan lupa pake masker kalau keluar rumah. Kalau tidak mendesak lebih baik tetap di rumah yaa ! Tetap sehat semuanya !
Semoga kita semua dijauhkan dari virus Corona dan mereka yang terinfeksi semoga segerah diangkat penyakitnya. Semoga virus itu secepatnya hilang, aamiin !


"Katanya, sebuah hubungan layaknya sebuah gelas kaca. Sekali pecah, ia tidak akan pernah bisa kembali seperti semula. Sekeras apapun usahamu menyatukannya. Yah, itu memang benar. Gelas kaca yang sudah terlanjur pecah tidak akan pernah bisa kembali ke bentuknya semula. Tapi...apakah kamu sadar bahwa kamu mendapatkan sebuah keuntungan ? Kamu mendapat peluang untuk merangkainya kembali menjadi bentuk yang jauh lebih indah dari bentuk awalnya. Kau memiliki dua pilihan, membiarkannya tetap hancur atau merangkainya kembali menjadi bentuk yang jauh lebih istimewah"

~Karen Bradley~


***
"Terima kasih dan...maaf, Ga !" senyum simpul tergambar di bibir Angga. Ia menoleh ke arah Ale yang berdiri di sampingnya. Hanya sebentar kemudian ia kembali menatap pemandangan malam berkabut di luar sana.

Ale ikut menoleh ke arah pria bertubuh tinggi itu. Ia bisa melihat senyum yang terlukis di bibir pria itu. Ia juga bisa mendengar helaan napas berat dari Angga. Membuatnya merasa senang juga bersalah di saat yang sama.

"Aku sangat beruntung bisa mengenal dan dekat denganmu. Kamu...aku berutang banyak padamu, Ga. Terima kasih...dan maaf !" lanjut Ale.

Ale ikut menatap langit malam yang gelap tanpa bintang. Ia mengeratkan jaketnya untuk mengurangi dinginnya malam yang mulai menusuk.

Saat ini mereka sedang berada di atas atap apartemen. Hanya ada mereka berdua, Karen sedang melepas rindu dengan anaknya di bawah.

"Terima kasih sudah mencintaiku dengan begitu tulus. Dan maaf...maaf karena tidak bisa membalasnya. Maaf ! Maaf karena menyakitimu. Andai saja aku belum menikah, andai saja aku masih sendiri. Pasti...aku pasti akan membalas perasaanmu. Aku pasti !" air mata mulai mengalir dari sudut mata Ale.

Senyum yang sejak tadi menghiasi wajah Angga perlahan meluruh. Digantikan dengan raut wajah sedih yang tidak bisa ia tutupi.

"Jangan mengatakan maaf dan terima kasih bersamaan ! Katakan salah satunya saja !" pandangan Angga memudar karena terhalang genangan air mata.

Ahh, lagi-lagi ia menangis. Dasar lemah !

"Maaf..." Ale mulai terisak.

"Aku mencintaimu dan aku bahagia, aku tidak pernah menyesalinya. Bohong jika aku mengatakan tidak mengharapkan balasan. Semua cinta mendambakan balasan. Begitupun denganku. Sayangnya, cinta tidak selamanya bisa terbalaskan. Bukan salahmu, tidak ada yang salah. Cintaku memang sudah ditakdirkan untuk tidak mendapat balasan. Kita ditakdirkan untuk bertemu bukan sebagai pasangan, tapi dipertemukan sebagai sahabat. It's okay ! Waktu akan menyembuhkan segalanya. Luka dan cinta !" jelas Angga tetap tegar. Sementara Ale semakin terisak mendengar penuturan Angga.

Tanpa aba-aba Ale langsung memeluk tubuh tinggi atletis Angga. Tubuhnya bergetar menahan isakannya agar tidak keluar semakin keras. Angga yang terlalu terkejut hanya bisa membeku di tempatnya.

Kali ini saja !

Biarkan Ale memeluknya kali ini saja. Kali ini saja, biarkan Ale melakukan kesalahan itu. Kali ini saja, tolong biarkan dia memeluk Angga. Kali ini saja, biarkan Ale melakukan kesalahan yang akan membuat hatinya lega.

PROMISE [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang