💙️ Dilan(da) Masalah💙

1.2K 231 16
                                    

"Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya."

-Ali bin Abi Tholib-

***

Angin berhembus kencang beriringan dengan derasnya air hujan.

Namun ada banyak hal yang membuat Syifa bingung sekarang.

Semua yang terjadi terlalu tiba-tiba baginya.

Flashback On

"Dek, kamu pasti khawatir 'kan sama kakak?" Tanya Yusuf sambil memeluk gadis yang datang membesuknya.

Gadis itu membeku di tempatnya.

Dari arah pintu UGD, ada gadis lain yang masuk. Tapi sedetik kemudian, ia berlari keluar sambil menangis.

"Kak lepasin! A-aku Aurel, aku bukan adik kakak! Tapi, Syifa..., dia yang barusan keluar itu yang adik kakak! " Jelas Aurel, gadis yang dipeluk Yusuf.

Yusuf melepas pelukannya. Ternyata dia salah orang, "Maaf, saya kira...."

"Iya gapapa, aku kejar Syifa dulu!" Aurel memotong, lalu keluar dari UGD dan mencari keberadaan sahabatnya.

Flashback Off

***

Aurel berlari mencari Syifa sampai di dekat kolam air mancur rumah sakit, nafasnya yang terengah-engah sehingga memutuskan untuk berhenti.

"Gerimis lagi," katanya pada langit.

Wajahnya sesekali disapa tetes air yang jatuh dari awan.

"Syifa lo lari ke mana sih?" Geram Aurel cemas.

Gelap sekali di atas sana, hujan deras akan tiba. Dan sekelebat cahaya putih terlihat.

"Jderrr!" Suara petir sudah mulai menggema, tanda tangisan alam akan datang.

Aurel menutup telinganya, saat itu pula ia menyadari bahwa Yusuf sebenarnya tak mengharapkan kehadiran dirinya, hanya salah memeluknya saja.

Tak terasa air mata meluncur bebas di pipinya bersama air hujan, ia telah terlalu berharap lebih.

***

Kevin menghampiri Aurel, seorang gadis cerewet yang menarik perhatiannya. Kevin tak tahan melihat Aurel menangis dari kejauhan.

"Rel! Lo kenapa? Lo nangis gara-gara takut suara petir ya? " Tanya Kevin berhati-hati.

Menyadari ada Kevin di belakangnya, Aurel mengusap air matanya cepat dan membalikkan badan. "Gue gak takut suara petir dan gak usah sok tahu! Karena lo nggak tau apa-apa!"

"Ya! Gue emang nggak tahu apa-apa! Tapi yang lo perlu tahu, gue sayang sama lo!"

Hening beberapa saat, yang terdengar hanya air hujan yang turun dan suara petir.


"Jadi kenapa Lo ada di sini?" Tanya Kevin memecah keheningan.

"Gue nyariin Syifa, tapi gue udah capek lari tadi." Jawab Aurel.

"Terus kenapa Lo nangis?"

"Oh... Itu mata gue kemasukan air hujan."

"Rel, mending kita cari lagi daripada di sini hujan-hujanan, " ajak Kevin.

"Eh itu Syifa 'kan!" Seru Kevin saat menemukan Syifa tengah dipayungi oleh Alfa.

💙💙💙


Syifa menutup wajahnya, menyembunyikan tangisnya tanpa sadar ada yang diam-diam mengikutinya sejak melewati parkiran RSUD.

"Eh, itu Syifa bukan?" Tanya Kevin sambil menunjuk ke arah seorang gadis dan cowok yang memayunginya.

"Iya! Itu Syifa!" Pekik Aurel berlari mendekati Syifa.

Syifa merasakan dekapan hangat di tubuhnya. "Syif, ayo kita neduh! Lo gak boleh sakit! Nanti kalo Lo sakit, yang bakal ngerawat kakak Lo siapa?" Aurel memeluk Syifa, mengajaknya untuk beranjak dari sana.

"Syif, Lo harus sabar. Bukannya kalo gue ada masalah, Lo selalu bilang bahwa setiap masalah pasti ada hikmah di baliknya, bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya."

Syifa menghentikan tangisannya, menatap manik mata Aurel yang sembab karena ikut menangis dengannya.

Kemudian Syifa mengangguk menuruti Aurel untuk mencari tempat berteduh.

💙💙💙

Jadilah pembaca yang bijak. Ambil baiknya, tinggalkan buruknya.

Mohon maaf lahir dan batin. 🙏

Hijab in School [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang