💙️ Bianglala 💙

379 84 14
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

"Hidup itu kayak bianglala, kadang kita ada di atas, kadang juga ada di bawah."

💙💙💙

"Lama banget doanya, ada gua gak di doa lu?" tanya Kevin pada Syifa saat gadis itu keluar paling akhir di antara mereka berdelapan.

"Ada," jawab Syifa yang tanpa sadar membuat Kevin menarik satu sudut bibirnya ke atas. Tersenyum, smirk.

"Oh, ya?"

"Iya. Walijami'il muslimina aamiin, lo termasuk di situ," jelas Syifa seraya menyusul kawan-kawan lainnya.

"Wah, kayaknya seru nih, pada ngomongin apa?" tanya Syifa ikut nimbrung.

"Ini gue lagi nanya, rasanya punya kembaran gimana sih?" lontar Aurel menatap dua anak kembar di depannya.

Jangankan kembaran, rasanya punya saudara kandung saja ia tak tahu, karena dia anak semata wayang.

Salwa tampak berpikir. "Ya... punya kembaran itu rasanya kayak punya sahabat yang selalu ada di samping kita. Kayak tidur bareng, berantem terus baikkan lagi, samaan baju, comot makanan gak perlu izin, gila-gilaan bareng," jelas Salwa panjang kali lebar seperti rumus luas persegi panjang.

"Bahkan suka sama orang yang sama." Salma ikut menambahkan.

"Kalian pernah suka sama orang yang sama?" tanya Aurel tak percaya. "Nggak berantem?"

Keduanya saling pandang lalu mengangguk berbarengan.

"Serius? Siapa? Kok aku baru tahu," imbuh Syifa penasaran.

"Ada deh pokoknya, rahasia," jawab Salma sambil tertawa.

"Yang pasti, jangan suka sama cowok yang ninggalin shalat. Allah aja ditinggalin, apalagi kita," tutur Salwa menambahkan.

"Carilah pasangan yang menjaga salatnya. Kalau dia mampu jaga salat, pasti dia mampu jaga kita."

"Tapi, daripada cuma mencari, lebih baik kita sibuk menjadi. Bukannya jodoh itu cerminan diri sendiri?"

"Iya, benar. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik, lelaki keji untuk wanita yang keji." Alfa ikut menyahuti.

Syifa menjentikkan jari. "Nah, seratus, Al."

Alfa mengulum senyumnya.

Persinggahan mereka selanjutnya adalah wahana favorit Syifa yaitu Bianglala, karena ia bisa melihat pemandangan sekitar ancol dari ketinggian jika menaiki wahana Kincir Raksasa itu.

"Nyesel banget kalo nggak naik wahana ini, soalnya kita bisa lihat semua wahana-wahana yang lainnya dari atas," ujar Syifa penuh semangat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hijab in School [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang