💙️Kamu Kenapa? 💙

783 124 8
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Allahumma shalat ala Sayyidina Muhammad wa ala ali Sayyidina Muhammad.

📝 Author's Note

1. Utamakan membaca Al-Quran, jangan sampai nanti kalo ditanya malaikat nanya apa kitab kita, malah salah jawab Wattpad. 😉

2. Jangan lupa bahagia dan klik 🌟 di pojok kiri bawah, kritik sarannya juga ya. Respon dari pembaca adalah kebahagiaan bagi penulis.

3. Ambil baiknya buang jauh-jauh buruknya.

Selamat membaca 😊

💙💙💙

"Sedih itu boleh, kok. Asal jangan keterusan aja. Soalnya, nanti susah puter baliknya."

💙💙💙

Ada di mana aku sekarang?
Di tempat yang gelap.
Sepi. Sunyi. Hanya seorang diri.

Ayah! Bunda! Abang!
Kenapa kalian tega ninggalin Syifa sendirian?!! Fa salah apa?!!

"Arghhh!" teriak Syifa saat kelopak matanya berhasil terbuka, keluar dari kegelapan yang barusan mencengkramnya.

Semerbak aroma minyak kayu putih yang menyeruak masuk menusuk indra penciuman, tepat di bawah hidung mungilnya.

"Ya Allah, kamu kenapa?" tanya penuh cemas seseorang yang sedari tadi menunggunya hingga terbangun.

"Alhamdulillah, kamu udah sadar. Ini diminum dulu tehnya," ucap Yanti lembut khas seorang ibu yang khawatir pada keadaan anaknya.

Syifa hanya menenggak sedikit teh yang sudah dingin tersebut, mungkin dikarenakan Syifa pingsan terlalu lama.

"Kamu tadi kenapa? Mimpi jelek ya, Nduk?"

Mengingat mimpinya tadi, tak terasa air mata menetes begitu saja dari ujung mata Syifa.

Melihat Syifa yang tiba-tiba menangis, buru-buru Yanti merengkuh tubuh rapuh ponakan yang telah dianggapnya anak sendiri. "Cup-cup, sing sabar ya, Nduk."

Setelah sedikit tenang, ada pertanyaan yang memenuhi kepalanya. "Kenapa aku ada di sini, Budhe?"

"Tadi, kamu pingsan. Semuanya sampai panik gara-gara kamu," jelas Yanti. Ini kedua kalinya Syifa pingsan dalam hidupnya, setelah yang pertama saat mendengar kematian kedua orangtuanya.

"Maaf, karena Syifa sudah nyusahin semua orang," ucap Syifa mengelap jejak air mata di pipi.

"Uwes, ndakpapa."

Syifa memijit pelipis kepalanya. "Terus, sekarang temenku sama temen-temennya Bang Ucup di mana, Budhe?"

"Ya udah pada pulang, wong dah malem."

"Hah?!"

Syifa menyibak gorden jendela yang ada di samping ranjangnya. Betapa terkejutnya ia saat mendapati cakrawala yang telah berubah warna menjadi gelap. Ditambah lagi saat matanya menemukan jam dinding putih rumah sakit menunjukan pukul delapan malam.

Hijab in School [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang