24|💙 Kebohongan Pertama💙

359 80 2
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

"Jangan pernah berbohong, karena kamu akan terus berbohong untuk menutupi yang pertama."

💙💙💙

"Tapi, sebenarnya kamu siapa?" tanya Yusuf.

Dahi Aurel menyerngit. "Maksud Kakak gimana?"

"Kenapa kamu jadi orang yang pertama kali datang waktu itu? Kamu siapa saya?"

Aurel diam beberapa saat.

"A-aku, aku pacar Kakak!"

"APA? PACAR?" Yusuf terperangah kaget. Bagaimana mungkin dirinya punya pacar? Itu pun seumuran dengan adiknya?

"Sejak kapan?"

"Eum... Itu-seminggu sebelum Kakak kecelakaan," ujar Aurel mengarang.

Yusuf semakin bingung, ia tak mengingat apapun. Rasa sakit di kepalanya kembali mulai terasa.

Syifa baru saja selesai mandi, gadis itu menatap Yusuf dan Aurel secara bergantian.

"Kalian bicara apa? Kok kelihatannya canggung gitu."

Aurel langsung berdiri, sebelum itu ia menyandang tasnya yang semula ada di atas sofa. "Syifa, aku pulang ya, udah sore," pamitnya.

"Oh, iya. Nanti Nyokap lo khawatir lagi, titip salam buat Tante, oke?" Syifa tersenyum, kemudian mengantar Aurel sampai depan gerbang rumahnya. Ada mobil mewah milik keluarga Aurel terpakir.

"Mang Jaka, hati-hati nyetirnya," pesan Syifa.

"Siap, Neng!" balas sopir asli orang Sunda itu dengan seulas senyuman.

Aurel menaiki mobil, kemudian menyembulkan kepala dari kaca jendela mobil yang terbuka. "Thanks, Syif, buat hari ini. Gue cabut, ya, sampai ketemu lagi besok."

"Iya."

"Oh iya, makasih juga udah jadi sahabat gue yang paliingg ... baik. Dadah! Salamu'alaikum!" lanjut Aurel berpamitan.

Syifa terkekeh mendengar Aurel yang tiba-tiba bicara seperti itu. "Iya, sama-sama. Waalaikumussalam!"

Syifa melambaikan tangannya, lalu berbalik, kembali ke dalam rumah.

Sebenarnya di dalam hati ia masih penasaran, apa yang kakak dan sahabatnya itu bicarakan. Tapi, ya sudahlah. Sepertinya bukan sesuatu yang penting.

💙💙💙

Kumandang azan mulai saling bersahutan dari masjid satu ke masjid yang lain. Menandakan senja akan hilang dan malam pun datang.

Selepas salat maghrib Syifa kembali melakukan rutinitasnya mengambil mushaf lalu menghatamkan 1 juz.

Sekitar pukul delapan, mereka sekeluarga berada di ruang makan untuk menikmati dinner.

Hijab in School [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang