💙️SchoolLah💙

6.1K 580 284
                                    

Bismillahirrahmanirrahiim.

"Di sekolah, kita diberi pelajaran kemudian ujian. Di kehidupan nyata, kita diberi ujian untuk dijadikan pelajaran."

💙💙💙

"Tett... tett...."

Bel istirahat berbunyi. Kebanyakan siswa sudah hijrah ke kantin.

Dua orang siswi keluar dari kelas paling awal setelah pelajaran kimia selesai.

"Gue udah nggak tahan!" ucap gadis berseragam putih abu-abu dengan name-tag Syifa Fatimah yang tersemat di jilbab putihnya. Lalu, ia menyeret tangan sahabatnya.

"Mau ke mana?" tanya Aurel, sambil menyelipkan beberapa anak rambut ke belakang telinga, saat satu tangan yang lain diseret oleh Syifa.

"Cepetan, dong!" seru Syifa, bukannya menjawab pertanyaan Aurel.

Aurel mengikuti gerak maraton kaki sahabatnya. "Pelan-pelan, Syif,
kalo gue jatuh malu-maluin. Nanti, haters gue pada seneng."

💙💙💙

Syifa dari toilet dengan kaki kanan keluar duluan sesuai dengan sunnah Rasul seraya menggumamkan doa keluar dari WC. "Hufttt! Alhamdulillah, lega!"

"Bilang dari tadi dong, kalo mau ke toilet, pelan - pelan 'kan bisa!" gerutu Aurel.

"Pelan-pelan lo bilang! Kalo pelan - pelan terus gue ngompol. No, no, no! Bisa malu tujuh turunan deh gue!" ucap Syifa.

"Nanti lo bisa viral gara-gara ngompol di sekolah, hehe. "

"Sejak Bu Rahayu nerangin reaksi kimia, kayaknya unsur - unsur di perut gue ikut bereaksi," papar Syifa. "Ah apalagi neranginnya nggak jelas kayak gitu! "

"Inget! Nggak boleh ngeluh!" Aurel menggelengkan kepalanya mendengar jawaban absurd dari Syifa. Meski sebenernya dia juga nggak paham.

"Segitu nggak sukanya lo sama kimia sampe bisa kayak gitu, ya? Gue aja yang gak suka kimia pake kuadrat perasaan biasa aja, deh!" sahut Aurel

"Btw, lo dapet tugas tambahan ya Rel?"

"Iya nih, bayangin, deh! 50 soal kimia! 50! Huhuhu...." Aurel memasang wajah seolah menjadi orang yang paling sengsara di dunia.

"Salah sendiri nggak ngerjain PR!" Padahal dari kemarin Syifa sudah mengingatkannya.

"Yang sabar ya, Bos, Allah nggak akan kasih ujian di atas kemampuan hamba-Nya kok, hehe," canda Syifa.

Dengan tampang Aurel yang memelas. "Bantuin ngerjain ya, please!"

"Gue bantuin doa," jawab Syifa enteng, seringan sehelai bulu yang membuat Aurel hanya manyun, bibirnya minta dikucir, deh.

Maklum saja karena guru kimia tersebut terkenal killer seantero SMA Cakrawala.

"Tadi ada yang bilang, siswa pertukaran pelajarnya dateng besok ya, 'kan?" tanya Syifa.

"Eh iya, kira - kira pertukaran pelajar ke sekolah kita cewek atau cowok ya?"

Syifa hanya mengedikkan bahu.

"Semoga sih cowok, biar koleksi cogan di sekolah nambah ya, Syif!"

Syifa memutar bola matanya malas. "Iya kalo ganteng, kalo enggak? Koleksi? Emang lo pikir apaan?!"

💙💙💙

Semburat gradasi warna merah kekuningan menghiasi langit Jakarta ketika pesawat itu mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Hola, Jakarta!" sapanya setelah melewati dektator bea cukai sambil mendorong sebuah troli berisi dua koper besar.

Setelah lima belas menit, akhirnya ia bisa bernapas lega, karena menemukan seorang pria paruh baya berwajah teduh yang membawa papan bertuliskan namanya.

💙💙💙

Menurut kalian si pertukaran pelajarnya kayak gimana? Cantik, ganteng atau malah cupu?

Jangan lupa vote🌟& komen. 😇

Thank you😘

Hijab in School [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang