Setelah penat seharian mengurus client yang perkaranya tidak seribet sebelumnya, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke salah satu barbershop milik temannya Pras, ya bisa dibilang temanku juga. Tiba-tiba saja aku ditelpon oleh Pras untuk menjemputnya di sana. Tanpa pikir panjang, aku mengiyakan Pras. Perasaankuu yang awalnya biasa saja jadi tidak enak sewaktu melihat cengiran Pras ketika aku datang.
"Perasaan gue jadi gak enak, liat wajah lu Pras," jujurku.
Dianya sendiri malah tambah besar nyegirnya. Rian lalu keluar dengan senyum sumringah ketika melihatku. Ya, Rian ini adalah pemilik babershop ini, yang letaknya tak jauh dari studio Pras.
"Ber, jadi gini, hmm Yan, lu aja deh!" kilah Pras.
"Hmm, Ber, sorry ya gak bilang dulu nih, karna kalo bilang lu pasti males dateng ke sini," kata Rian dengan senyumnya yang dipaksakan. Fix, perasaan gue tambah gak enak, terakhir ke sini, rambut gue yang panjang di potong pendek karena kebutuhan konten youtubenya Rian. Ya, Rian ini salah satu youtuber juga lah ya, dalam dunianya sendiri.
"To the point aja deh ya, gue mau minta elu jadi model gue sekali lagi, tapi gak motong rambut lu kok, cuma mau ubah warna rambut elu aja, tenang warnanya gak norak kok, cuma dark blue gitu, kayak gini nih," ucap Rian sambil melihatkan warna yang ia maksud.
Di lain sisi, Pras memasang wajah cueknya alias dia merasa tidak bersalah sama sekali telah mengajakku ke sini. Dia malah sok sibuk dengan gawai di tangannya. Awas aja ni anak ya, batinku.
"Berapa lama?"
"Sekitar 3-4 jam deh, kan mau gue rekam juga sekalian, abis itu kita dinner deh, gue yang traktir," jelasnya dengan iming-iming yang tak menggiurkann sama sekali.
"Hmm," cuekku.
"Gimana?" tanya Rian.
"Yaudah, kali ini aja gue bantu lu lagi," jawabku sedikit kesal, ketika harus merelakan rambut hitamku diubah warnanya.
"Tenang aja, gue bakalan jamin hasilnya bagus kok," janji Rian.
"Hmm."
"Yok langsung ke atas aja," ajaknya.
Aku mengikutinya dari belakang, menuju satu ruangan khusus untuk dirinya syuting untuk konten di youtubenya. Melihat ruangan ini sudah ditata sedemikian rupa, sepertinya aku benar-benar dijebak oleh sahabatku satu ini, Pras. Dia hanya senyum-senyum gaje melihat ke arahku yang sedikit kesal dengan semua ini.
Tahap pewarnaan rambutpun dimulai ketika Rian sudah melakukan opening untuk memberitahukan kepada subscribernya bahwa konten kali ini adalah tentang pewarnaan rambut. Baiklah aku hanya duduk manis menjadi modelnya.
Setelah 3 jam, akhirnya selesai sudah menyiksaanku. Melihat hasilnya, ya bagus. Gak norak. Sesuai janjinya, kami bertiga makan di salah satu restoran Korea, lumayanlah, bisa makan daging sepuasnya.
******
Pagi ini adalah hari dimana Tere akan berangkat menuju lokasi perlombaan yaitu Padang Panjang, ya aku tau, karena dia yang menceritakannya padaku dan Pras tempo hari. Aku tak berharap banyak untuk bisa bertemu hari ini dengannya. Ia mengatakan akan berangkat pada pagi hari. Dan aku sepertinya telat bangun. Aku bergegas menuju lokasi meeting dengan rekanan sesama fotografer. Entah nasib baik sedang berada di pihakku, aku melihat Tere sedang berjalan menggunakan tas punggung yang menurutku lumayan berat, beserta tas selempang yang bisa ku tebak isinya adalah kamera.
"Re, naik, biar saya antar," ajakku.
Dan tumben ni anak langsung naik, batinku, saat ia berjalan menuju pintu di sebelah kiriku. Aku tersenyum melihat tingkahnya kali ini, tidak ada penolakan. Ah iya, mungkin saja dia telat, makanya ia tak menolak ajakanku kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tere
RomanceCerita ini hanya fiktif belaka, jika memiliki kesamaan nama, latar dll, itu hanya sebuah kebetulan, jangan baper banget apalagi sampe laper. Untuk yang homophobia gak usah mendekat dulu, nanti ada waktunya kita berjumpa, tapi tak dicerita ini. Beb...