Chapter 4 | Kak Dylan Marah

55 6 0
                                    

Aku melawan karena tidak salah dan tidak mau terintimidasi oleh amarahmu yang tidak beralasan. Jika tidak ada dia, apa jadinya aku? Bahkan Papaku saja tidak berani melawannya yang menindasku

(^,^)

[Dylan Adrian Mallory]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Dylan Adrian Mallory]


Gue diem kalo Lo juga gak macam macam

Berani sakitin adik Gue

Berhadapan sama Gue!

(^,^)

Hujan kecil ikut memperkeruh suasana di rumah Chelsea. Pasalnya, Omnya yang tinggal di Bandung datang untuk berkunjung, bukan hanya berkunjung, tapi tinggal selama beberapa hari di rumah Chelsea. Bukannya senang mendapat tamu, tapi keluarga Adrian malah kesal sendiri. Yuga–Om Chelsea sekaligus kakak Adrian–punya kebiasaan buruk, yaitu sombong.

Mungkin kebiasaan sombong Yuga menular pada anaknya–Tari. Itu sebabnya Chelsea menggembungkan pipinya sekarang. Tari memamerkan tas barunya yang ia beli di Jerman Minggu lalu. Chelsea tidak peduli dengan itu, tapi bawelnya Tari membuatnya kesal karena mengganggu belajarnya.

"Pergi dong, Tar. Gue mau belajar," suruh Chelsea. Tari masih saja berbicara tanpa tahu siapa yang mendengarkan.

"Terus gue dibeliin sepatu juga waktu di Prancis, terus juga lo liat gelang ini? Ini gelang dari Prancis juga. Lo gak punya kan? Iri kan lo?"

"Tari!" sentak Chelsea marah.

Anak perempuan yang beberapa bulan lebih muda darinya itu tersentak. "PAPA! CHELSEA BENTAK TARI!" adu Tari. Seharusnya memang Tari mewarisi sikap mamanya–Yuna–yang ramah dan tidak banyak bicara, bukannya malah sikap Papanya.

Chelsea menepuk keningnya, kesal dengan semua drama ini. "Chelsea! Meski Tari lebih muda dari kamu, kamu jangan bersikap seenaknya kamu dong!" omel Yuga yang membuat Chelsea tersentak.

"Anak Om sendiri yang cari masalah sama Chels," balas Chelsea tidak mau kalah.

"Berani kamu sekarang ngelawan Om, Chelsea?!" bentak Yuga semakin keras.

Chelsea menoleh ke arah Adrian, tapi Adrian malah diam saja. Chelsea tahu alasannya, Adrian memang tidak ingin mencampuri urusannya dengan Omnya ini. Jika saja Callista ada di sini, Callista pasti akan membantunya.

"Berani! Kenapa harus takut kalau emang Chels gak salah di sini? Memangnya Om siapa di sini? Ini rumahnya Chels!" jawab Chelsea.

Rahang Yuga mengeras. Emosinya sudah naik ke ubun-ubun sekarang.

PLAKK!

Air mata Chelsea jatuh. Pipinya terasa perih, pasti sekarang sudah memerah karena sakit.

[✓] CHELSEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang