Demi kamu aku rela. Kalau aja kamu gak bilang kata-kata itu, aku gak akan mau lakuin ini semua demi si Devil itu.
(^,^)
Sebenernya Gue bisa aja nekat masih nemuin Chelsea.
Cuma karena itu, ya Gue diam.
Gue gak takut kehilangan dia.
Gue cuma gak betah jauh jauh dari dia.
Gue marah, Gue kecewa
Tapi, entah kenapa susah banget buat kesal sama Chelsea.
(^,^)
Michael masuk ke kelasnya. Di kelasnya sebe-narnya masih sepi, tapi entah kenapa dia malas keluar lagi. Kemungkinan akan bertemu dengan Chelsea itu besar jika di sekolah, jadi dia tidak ingin keluar dari kelas dan lebih memilih berangkat pagi hari ini.
Michael menepatinya. Michael menepati Permohonan Vani dan Chelsea untuk menjauhi pacarnya sendiri selama 3 bulan. Sebenarnya dia tidak mau susah susah berkorban untuk Vania kalau saja bukan ancaman dari Chelsea melalui hadiah terkutuk itu.
Ya. Michael sudah membuka surat yang ada di amplop biru kemarin dan juga sudah membacanya. Isinya adalah puisi yang dijanjikannya, tapi akhirnya kata perpisahan yang diakhiri ancaman menyakitkan. Alhasil Michael hanya bisa pasrah dengan ini semua dengan korban satu meja cafe yang rusak.
"Hai, bro!"
Michael menoleh. Ternyata salah satu temannya datang. Itu Marsell. "Kenapa muka lo asem kayak cuka begitu?" tanya Marsell yang tidak tahu kalau dia baru saja memasukkan diri sendiri ke kandang singa marah.
Michael memberengut. "Berisik, anjir!" dengusnya tertahan. Dia ingin mengumpat, tapi menahannya karena kemarin baru saja natal dan dia tidak mau membuat dosa secepat ini. Dia tidak ingin menimpuki Yesus dengan dosa-dosanya karena dia baru saja lahir.
Tangannya dia gunakan untuk meredam amarah. Dia mengepalkan tangannya hingga pensil di tangannya jadi korban amuk masa hingga patah. Sekarang Michael menjadi temperamental sejak membaca surat itu, sudah ada dua korbannya dan untung saja itu bukan manusia. Karena kalau sampai manusia, bisa bisa tulangnya akan patah atau mungkin berakhir mengenaskan di UGD.
"Sewot teruuss.. Kemarin meja kafe sekarang pensil, udah ancur berapa benda di sekitar lo yang belum gue tahu?" tanya Mark tidak tahu waktu.
Michael kembali memberengut. "Jangan ikut campur! Lo gak tahu apa apa, jadi diem aja!" dengusnya yang malah tidak membuat Mark takut sama sekali.
"Gue tahu semuanya. Lo gak bisa nutupin apa apa dari gue. Chelsea minta lo buat jauhin dia selama 3 bulan kan?" tanya Mark.
Michael mendehem mengiakan, sementara Marsell mulai tertarik karena dia tidak tahu apa apa. "Trus trus?" tanya Marsell.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] CHELSEA
Teen Fiction[Complete!] Story by @micha0917 School Love Story [Solim & Lyhan ver.] "Kenapa kakak marah tadi, waktu aku ngomong mau pake bajunya kak Arsen?" "Ya, gapapa. Gak suka aja," "Bukannya dia temen kakak?" "Iya gak suka aja kalau kamu pake baju cowok la...