Chapter 18 | Gagal

29 2 0
                                    

Sudah ku bilang dari awal jika akan gagal dan kenyataannya memang gagal.

(^,^)

Ekspresi Gue saat Evan ngacau acara Gue mau ketemu sama Kyara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi Gue saat Evan ngacau acara Gue mau ketemu sama Kyara.

Ade Laknat emang!

(^,^)

Mark sudah bekerja keras menghindar dari Leo untuk bisa pergi keluar bersama Kyara meski pada awalnya ia sudah yakin gagal. Dan kenyataannya memang seperti itu, ia gagal karena ketahuan Evan saat ia sedang chat bersama Kyara di kamar.

"Gara gara lo, Van. Gue jadi gak bisa keluar sama Kyara." dengus Mark sambil melempar bantal ke arah Evan.

"Parah lo kak, itu temen gue dikemanain? Udah mau dijodohin juga abis kenaikan kelas." jawab Evan sambil masih fokus pada ponselnya.

Mark mendengus. "Dia tuh suka sama Michael, gue juga suka sama Kyara. Lo doain dong biar kita sama pilihan masing-masing." suruh Mark.

"Aminin deh,"

§

Chelsea turun dari motor Arsen. Ia memang minta antar Arsen untuk pergi ke Gramedia untuk mencari buku. Sebenarnya Mark menawarkan diri, tapi dia langsung menolaknya karena merasa tidak enak. Kebetulan saja dia sedang dekat dengan Arsen.

Pasalnya Arsen meminta Chelsea untuk mendekat-kannya dengan Vani. Jadi seperti itu lah mereka jadi dekat seperti sekarang.

"Makasih ya, Kak. Itu, Vani katanya mau kok diajak jalan di kafe Micky jam tiga sore." jawab Chelsea.

Arsen mengangguk. "Makasih juga lo udah mau bantuin gue biar deket sama Vani." jawab Arsen. "Gue duluan kalau gitu,"

"Iya," jawab Chelsea.

Chelsea ada di dalam perpustakaannya sekarang. Ia berniat membeli buku novel untuk mengisi waktu luang. Siapa tahu jika menghabiskan waktu dengan novel, ia jadi bisa menjauh dari Michael.

"Mas, ini ada contohnya?" tanya Chelsea sambil menepuk bahu laki laki yang ada di hadapannya. Laki laki itu membelakanginya.

Laki laki itu berbalik. "Apa, ya?" tanyanya.

Mata mereka sama-sama membulat. Chelsea salah orang, karena bajunya sama-sama merah, Chelsea kira laki laki itu pegawai Gramedia.

"Kak Michael?"

"Chelsea?"

Jawab mereka berdua berbarengan. Chelsea menelan salivanya. Berniat menjauh malah bertemu di sini. Tuhan memang tidak bisa membiarkannya putus asa, meski dia sudah putus asa untuk mengejar Michael, sekarang malah ia bertemu terus.

"Ngapain?" tanya Michael. "Mau contoh buku itu?" tanya Michael lagi sambil menunjuk ke arah buku yang di pegang Chelsea.

Chelsea mengangguk. "Nih, kakak juga mau beli itu tadinya." jawab Michael. "Bagus sih, coba lo baca aja." lanjutnya.

[✓] CHELSEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang