Epilog

41 3 0
                                    

3 bulan itu cepat, tapi bagiku itu seperti 3 tahun tanpamu. Sekarang, tujuanku selesai. Mendapatkanmu sudah cukup bagi ku.

(^,^)

Chels

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chels

Apa?

Hadap sini

Cup!

Kak!!

(^,^)

"Hai,"

Senyum lebar terpampang di wajah gadis yang masih memakai kemeja putih, pita hitam, rok hitam, serta blazer hitam yang melapisi hampir seluruh kemejanya. Pakaian itu adalah seragam khas SMA Solim pada hari selasa dan rabu.

Laki laki di hadapannya tersenyum kemudian memeluk erat tubuh gadis di depannya. "Kangen?" tanyanya yang masih enggan melerai pelukan tersebut.

Gadis di pelukannya mengangguk samar. Michael mengurai pelukannya setelah beberapa saat. "Kangen?" tanya Michael lagi.

Chelsea mengangguk kembali. "Kangen gak?" tanya Michael yang ingin jawaban pasti dari Chelsea.

Chelsea menengadah menatapnya. "Kangen," ujarnya samar.

Michael tersenyum. Sudah lama tidak mendengar suara Chelsea. Dia benar benar rindu setelah tiga bulan tidak bertatap muka dengan Chelsea. Rindu wangi rambutnya, rindu suaranya, rindu bibirnya yang mengurucut, rindu pipinya yang menggembung kalau kesal, rindu rengekkannya, rindu semuanya.

"Gak deket sama siapa siapa selama jauh dari aku, kan?" tanya Michael, padahal dia selalu mengikuti pergerakan Chelsea dimana pun meskipun tidak secara langsung. Dia bahkan tahu kalau Chelsea ada teman baru bernama Christo yang mendekatinya akhir akhir ini dan membuatnya naik pitam karena berhasil menyentuh tangan Chelsea.

Chelsea menggeleng. "Enggak. Kakak juga enggak, kan?" tanya Chelsea yang padahal tidak jauh berbeda dari Michael. Dia juga mengikuti pergerakan Michael di sosial media. Dia bahkan tahu siapa saja perempuan yang baru di follow Michael akhir akhir ini. Di antaranya murid Solim, dan yang lainnya dia tidak tahu siapa.

Michael menggeleng. "Kamu bukannya lagi deket sama si panci presto?" tanya Michael.

Chelsea mengernyit sesaat kemudian tersadar akan maksudnya. "Namanya Christo," ralatnya. "Aku gak deket sama dia, tapi dia yang mau nempel terus sama aku," jelasnya. "Kakak sendiri, bukannya deket sama Yuky?" tanya Chelsea.

Michael menggeleng. "Enggak."

"Trus sampe di-follback. Di-like juga semua fotonya yang ada 277 itu." sindir Chelsea.

Michael menggaruk tengkuknya. "Jangan jangan kakak suka sama dia?" tebak Chelsea.

Michael menggeleng. "Enggak. Dia itu sepupu aku, dia juga yang maksa maksa buat nge-like semua fotonya." jelas Michael. Sekarang dia sadar, bukan cuma dia yang memperhatikan Chelsea dengan diam-diam. Gadisnya itu juga sama, bahkan lebih parah, banyak foto yang dia like saja sampai dihafalkan.

[✓] CHELSEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang