[✓] CHELSEA

Chapter 17 | Menjauh

Meski sulit dan tidak mungkin. Aku akan mencobanya. Dear heart : sorry, but i can't help you.

(^,^)

Sedih Gue..

Jarang ketemu dia

(^,^)

Chelsea menolak ajakkan Michael untuk mengantarnya ke sekolah hari ini. Hatinya sendiri merutukinya yang membuang kesempatan bagus itu. Tapi, tatapan tajam Adrian pagi ini membuat Chelsea menelan salivanya.

Licik, batin Chelsea. Hanya demi Dylan saja dia rela melakukan ini semua. Jika tidak, ia pasti tidak akan menerimanya meski dipaksa apapun.

"Chels, calonmu dateng." Ujar Ryan yang berjalan masuk ke dalam rumah. Ia baru saja memakai sepatu di luar.

Callista belum pulang. Katanya hari ini baru pulang. Meski begitu, Callista juga tidak bisa membantu Chelsea hingga perjodohan itu dibatalkan. Jika hanya satu kata untuk saat ini. Percuma.

Chelsea keluar setelah memakai jaket abu abunya. Ia padahal sengaja membeli warna abu abu agar sama dengan jaket Michael dulu.

"Udah?" Tanya Mark.

Chelsea mengangguk sambil menutup gerbang rumah. Saat naik ke motor sport Mark, Chelsea tidak memegang bahu Mark. Itu kenangan indah bersama Michael, ia tidak ingin mengulangnya.

Cukup sama kak Mic, sama Kak Mark jangan, ada yang vemburu mati aku.

"Jalan nih ya," ujar Mark.

Chelsea berdehem untuk mengiakan. Rasanya benar benar canggung jika bersama Mark. Padahal dia tidak canggung sama sekali saat pertama kali naik motor bersama Michael. Mungkin cinta dan tidak cinta memang perbedaan yang jauh.

"Chel,"

Chelsea menengadah. "Apa, Kak?"

"Evan ngawasin kita," jawab Mark sambil melirik ke arah spion. Benar saja, ada mobil Mark di belakang bersama supir dan Evan di dalamnya.

"Aku gimana dong?" Tanya Chelsea bingung.

Mark mengangkat bahu. "Gak tahu. Nanti ke kantin bareng, disuruh bokap you," jawab Mark.

Chelsea berdecak. Ia muak dengan perlakuan Adrian. "Iya, sama Kak Michael juga?" Tanya Chelsea. Aduh keceplosan, batin Chelsea.