Sekarang ini, saya Cuma mau menjelaskan. Kalau untuk menjalin hubungan, secepatnya akan saya lakukan.
(^,^)
Ekspresi Gue saat adek Gue pulang sama cowok.
Gue : Kayaknya cuma Gue doang yang jomblo
(^,^)
"Chels pulang!"
Callista langsung terkejut ketika mendapati putrinya pulang dengan pakaian laki-laki. "Kamu kok pakai pakaian laki laki, Chels?" pertanyaan Callista menggelegar sampai ke kamar Adrian.
Chelsea menunduk dan menyuruh Michael untuk masuk. "Ini siapa, Chels?" tanya Callista.
"Salam, tante. Saya Michael, kakak kelasnya Chelsea." jawab Michael sambil menyalimi tangan Callista.
"Ada apa ini ribut-ribut, Ma?" suara tegas Adrian membuat Chelsea langsung merinding. "Lho? Kok Chelsea pakai baju laki-laki?" tanya Adrian dengan tatapan sinis ke arah Chelsea.
Chelsea menunduk. "Saya akan menjelaskannya, Om." jawab Michael langsung.
"Ya, baik. Mari duduk." jawab Adrian yang encoba untuk santai.
"Jadi begini, Om. Tadi Chelsea jadi korban bully di sekolah. Chelsea diceburin ke kolam renang oleh anak-anak yang membully tersebut sampai basah kuyup. Karena tidak punya baju ganti, jadi saya meminjamkan baju ganti saya pada Chelsea." jelas Michael singkat dan padat.
Adrian mengangguk. "Bukannya Chelsea tidak bisa berenang? Terus siapa yang nolongin dia?" tanya Adrian.
"Kak Michael yang nolongin Chels, Pa." jawab Chelsea. "Chels gak buat onar di sekolah kok, Pa. Chels aja kaget waktu diceburin ke kolam." jelas Chelsea.
Adrian mengangguk. "Ya sudah, kamu ganti baju sana." suruh Adrian yang langsung dituruti oleh Chelsea. Nada bicara Adrian sudah melembut, jadi Chelsea yakin penjelasan tadi cukup.
"Kamu mau minum apa, Mic?" tanya Adrian.
Michael tersenyum. "Gak perlu, Om. Saya Cuma mau jelasin perkara tadi aja," jelas Michael.
"Terus, kamu siapanya Chelsea? Pacarnya?" tanya Adrian.
Mata Michael membulat. "Oh? Saya kakak kelasnya, Om. Kalau pacar, memangnya Chelsea gak punya pacar, Om?" tanya Michael.
"Belum. Dia tuh agak tertutup orangnya," jawab Adrian. "Hm, kamu jago apa?" tanya Adrian.
"Saya bisa bahasa Inggris, bisa bulu tangkis juga sih, Om. Kenapa ya?" tanya Michael.
"Gak apa-apa. Chelsea itu susah dapat teman, apa lagi kalau beda tingkatan. Jadi Om bersyukur ada kamu," ujar Adrian sambil tersenyum.
"Senyum Om mirip sama senyum Ryan," jawab Michael asal.
Adrian mengangkat sebelah alisnya. "Kamu kenal Ryan?" tanya Adrian.
"Gak sih, tapi adik saya kenal. Namanya Kyara, sekolah di Lyhan juga." jawab Michael.
Adrian mengingat-ingat kembali. "Oh, yang waktu itu dibawa Ryan kemari ya... Om tahu tuh, adik kamu baik kayak kamu." jelas Adrian.
Michael tersenyum. "Makasih, Om." jawab Michael.
Adrian tersenyum. "Harusnya Om yang terima kasih sama kamu, karena kamu udah nolongin Chelsea." jawab Adrian.
"Gapapa kok, Om. Itu karena Chelsea baik ke saya. Dia anaknya baik lho, Om. Om juga baik kayak yang dibilang Chelsea." jawab Michael. "Ini sudah sore, Om. Saya permisi dulu." tutup Michael.
"Oh, iya. Enak ngobrol sama kamu jadi kelepasan. Hati-hati, ya. Nanti main lagi ke sini," ujar Adrian sambil tersenyum.
"Iya. Tante, Michael pulang dulu." ujar Michael sambil menyalami Callista.
"Iya, hati-hati."
§
"Pa, Kak Michael udah pulang?" tanya Chelsea yang sedari tadi mondar-mandir.
Adrian yang sedari tadi asyik menonton TV langsung menoleh. "Bukan pacar kamu, Chels?" tanya Adrian.
Chelsea tersenyum malu. "Apaan sih, Papa. Mending dia suka sama Chels," jawab Chelsea.
Adrian tertawa kecil. "Tatapannya dia ke kamu itu kelihatan dalam, Chels. Papa yakin kalau dia suka sama kamu," jawab Adrian.
"Anaknya baik lagi," sahut Callista yang datang ke ruang tamu dengan sepiring biskuit dan kopi untuk Adrian.
Chelsea hanya tersenyum saja menanggapinya. Melihat Adrian yang cepat akrab dengan Michael membuatnya senang. Apalagi ketika melihat gingsul Michael tadi. "Manis ya, Pa?" ujarnya asal.
"Ha?"
"Eh? Enggak enggak. Salah ngomong." jawab Chelsea langsung.
Callista hanya tertawa saja menanggapinya. "Kamu mau cokelat, Chels?" tanya Callista.
"Boleh, Ma."
Adrian menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu udah manis, Chels. Jangan kebanyakan makan cokelat, nanti diabetes lho."
"Iya, Pa." jawab Chelsea sambil memakan cokelatnya.
Chelsea akhirnya melanjutkan dengan menonton TV bersama Adrian. Sebenarnya Chelsea masih menjaga jarak tadi pagi dengan Adrian, tapi setelah melihat Adrian yang akrab dengan Michael, dia jadi melupakan masalah itu.
"Chels, baju Michael udah kamu masukin ke mesin cuci?" Tanya Callista dari dapur.
"Udah, Ma." jawab Chelsea.
§
Michael301.chi
| Chels
| Tadi, papa kamu tanya. Kakak pacar kamu, bukan?Me
Iya? |
Ih, malu aku jadinya |Michael301.chi
| Gak usah malu lah
| SantuyMe
Kakak jawab apa? |Michael301.chi
| Kakak jawab.....
| Ah, secret laMe
Ugh! |Michael301.chi
| Besok ada jam kosong?Me
Gtw |Michael301.chi
| Marah nih?Me
G |Michael301.chi
| Trus?Me
Ngantuk |
Good Night |Michael301.chi
| GnightPapanya kok malah manas-manasin ya?
– Michael –Apa apaan coba, Papa?
– Chelsea –Tbc.
Maaf ya klo chap ini isinya dikit. Aku mau fokusin ke penjelasan Michael sama Adrian aja sama kenalin Michael ke ortunya Chelsea.Jangan lupa vote+comment ya!
☆
^^ tuh diklik ya, biar makin semangat lanjut bikin ceritanya! Comment aja, karena comment itu gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] CHELSEA
Teen Fiction[Complete!] Story by @micha0917 School Love Story [Solim & Lyhan ver.] "Kenapa kakak marah tadi, waktu aku ngomong mau pake bajunya kak Arsen?" "Ya, gapapa. Gak suka aja," "Bukannya dia temen kakak?" "Iya gak suka aja kalau kamu pake baju cowok la...