Chapter 29 | Peluk

34 1 0
                                    

Aku gapapa, bukan kamu yang mau, kan? Jadi aku gak punya alasan buat marah sama kakak.

(^,^)

Nih, gak usah cemburu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nih, gak usah cemburu lagi.

Hati aku kan cuma buat kamu

(^,^)

"Chels, tuh pacar kamu nungguin di luar!" teriak Ryan yang sedang memakai sepatu di teras rumah. Alhasil yang dipanggil wajahnya langsung memerah karena malu.

"Sebentar lagi!" balas Chelsea sambil mempercepat pekerjaannya. Dia sedang menyiapkan roti untuk dimakan di jalan bersama Michael nanti.

Setelah selesai, ia langsung pergi ke ruang tamu untuk berpamitan dengan Adrian dan Callista. Dylan sudah pergi duluan karna tugas Gereja yang mengharuskannya menyiapkan keperluan untuk perayaan Natal besok malam. Dylan adalah salah satu panitia penyeleng-garanya.

Acaranya memang mendadak, ini juga karena usulan Darren yang memberikan dana sebagai cara mengucapkan syukur karena pembukaan cabang hotelnya di Bandung. Kalau bukan karena itu, mungkin gereja tersebut untuk kesekian kalinya tidak akan merayakan natal. Meski mendadak, untungnya masih ada donatur donatur yang memberikan tambahan dana.

"Ma, Pa. Chels pergi dulu," pamit Chelsea sambil mengambil tas putihnya dari sofa.

"Hati-hati, jangan pulang malem-malem." pinta Callista sambil mengambilkan jaket Chelsea yang ia sengaja taruh di belakang pintu tadi.

"Iya, Ma." jawab Chelsea sambil memakai jaketnya.

Adrian yang merasa diabaikan, kemudian berujar dengan senyum jahil. "Yang udah pacaran senyum-senyum aja nih?" sindirnya.

Pipi Chelsea memanas. "Papa tahu dari mana?" tanyanya malu malu.

"Siapa sih yang gak tahu kalo teriaknya kenceng-kenceng di atas hotel?" sindirnya lagi. Pipi Chelsea tambah merah.

"Udahlah, Pa. Kasihan anaknya udah merah pipinya kayak tomat. Sana, Michael udah nungguin loh.." suruh Callista yang diangguki oleh Chelsea.

Chelsea keluar dari rumah yang disambut senyum jahil dari Ryan. "Tuh, pacar." tunjuknya pada Michael. Michael hanya pura-pura tidak mendengar saja ucapan Ryan, dia terkekeh melihat pipi Chelsea yang memerah.

"Kenapa liatin aku kayak gitu?" tanya Chelsea. "Pakaian aku gak kayak mau ke gereja, ya? Aku ganti dulu deh," lanjut Chelsea.

Michael menggeleng. "Enggak. Itu pipi kamu kenapa merah?" tanya Michael yang sukses membuat pipi Chelsea tambah merah lagi.

"Udah ah! Ayo berangkat, nanti aku ditungguin Kak Dylan." ujar Chelsea mengalihkan pembicaraan. Jika membicarakan pipinya lagi, bisa bisa pipinya akan menjadi tomat sungguhan.

[✓] CHELSEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang