Chapter 5 | Pop Ice Cokelat

52 6 0
                                    

Berkatnya, aku lebih banyak mengenal tentangmu. Tidak banyak berubah, kamu tetap menangis di saat seperti ini. Aku baru tahu, dirimu ternyata dipenuhi oleh banyak masalah, yang sanggup kamu tutupi hanya dengan wajah ceria dan senyuman manis

(^,^)

Ekspresi Gue saat minta minta informasi sama Kyara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi Gue saat minta minta informasi sama Kyara

(^,^)


Suasana hati Chelsea sedang tidak baik hari ini. Dia tidak seceria biasanya. Bahkan saat di kantin dia tidak makan banyak seperti biasanya. Ia hanya memesan pop Ice cokelat tanpa bakso. Tapi malah yang datang pop Ice rasa mangga dan membuatnya semakin kesal.

Jani merasa ada yang aneh dari sikap Chelsea. Kyra pun sependapat, sementara Vani belum terlihat hari ini karena sedang bersama Arsen di lab komputer. Katanya ada tugas di sana. Tapi entahlah, mungkin mereka sedang berduaan saja dan tugas itu mereka gunakan sebagai alasan.

"Kenapa sih lo, Chels?" tanya Jani. "Sama Kak Liam?" tebaknya.

Chelsea menggeleng. "Gak lah," bantahnya.

"Sama Kak Ryan? Kak Dylan?" tanya Kyra.

Chelsea kembali menggeleng. "Enggak apa apa kok,"

Pipi Chelsea yang putih masih menampilkan bekas kemerahan, tapi para temannya itu tidak ada yang menyadarinya. "Udah ya, mau ke kelas dulu. Belum ngumpulin agenda." jawab Chelsea bohong.

Teman temannya hanya mengiakan saja. Chelsea tidak pergi ke kelasnya. Dia melipir ke arah rooftop sekolah. Dia duduk di sana.

Air matanya jatuh. Dia terbiasa meluapkan emosinya di tempat itu. Baginya, bebannya akan sedikit terangkat jika sudah menangis. Dan tempat itu adalah satu-satunya tempat di SMA Solim yang sepi saat istirahat.

"Chels?"

Chelsea menengadah. Ia langsung menghapus air matanya dengan cepat. Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat sekarang.

§

Michael sedang bersama teman temannya. Mereka berniat ingin ke kantin yang ada di lantai dua untuk makan siang, karena kantin lantai satu banyak dipenuhi oleh anak kelas XII.

Matanya membulat dan kemudian mengerjap. "Sel, gue ada urusan bentar." katanya.

"Bawa nih punya lo, takutnya malah beneran gak ke kantin lagi," kata Vinsen sambil menyodorkan pop Ice milik Michael. Michael tersenyum lalu pergi meninggal-kan Marsell dan Vinsen di selasar kelas XII IPA 2.

Michael mengikuti langkah gadis di depannya sampai ke rooftop. Entah kenapa, tapi ada dorongan dari dalam dirinya untuk mengikuti ke mana arah gadis itu berjalan.

Jika diperhatikan, Michael sadar jika pipi gadis itu sedikit memerah. Seperti bekas tamparan seseorang, tapi siapa yang berani menampar gadis itu? Michael jadi geram sendiri dengan pikirannya.

[✓] CHELSEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang