Chapter 8 | Di Bully

43 5 0
                                    

Orang yang menertawakan orang lain yang sedang menderita itu sama seperti menertawakan dirinya sendiri karena begitu rendah

(^,^)

Ekspresi Gue saat dia ngomongin cowok lain di depan Gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi Gue saat dia ngomongin cowok lain di depan Gue.

(^,^)

"Mic! Bengong aja dah,"

Michael berdecak. "Kenapa emang?" tanya Michael risi. Dia sedang galau malah diganggu oleh Arsen. Jelas, dia marah. Lagian Arsen bertanya tidak tahu waktu.

"Gak apa apa sih, nanya aja. Sewot amat sumpah, kayak cewek lagi PMS," jawab Arsen sambil tertawa. Marsell juga ikut tertawa di sebelahnya.

Michael hanya mendengus dan menyandarkan dagunya di meja. Marsell dan Arsen berhenti tertawa karena tidak mendapatkan ekspresi yang diinginkan dari Michael.

"Eh eh, ada anak cewek yang dibully di lapangan. Anak kelas IPA 2."

Michael langsung bangkit dari kursinya. IPA 2, dia harap bukan anak kelas X. Karena itu adalah nama kelas Chelsea.

Jiwa kepo Marsell muncul. "Siapa namanya? Kelas sepuluh?" tanya Marsell.

Tama mengangguk. "Iya, dia kelas sepuluh. Namanya Cel... Chel.."

"Bukan Chelsea Selina Adrian Mallory, kan?" tanya Michael langsung. Bertebak-tebakan nama dengan Tama itu hanya akan membuang waktu.

Tama tersenyum. "Iya iya, itu namanya." jawab Tama.

Michael mendengus dan langsung berlari ke lapangan. Perasaannya bercampur aduk. Antara takut, khawatir, cemas. Harusnya dia bersikap biasa saja, tapi kali ini lain.

Lapangan sepi ketika Michael sampai di lapangan. Tidak ada pembullyan atau apa pun yang terjadi. Bahkan lapangan sepi tidak seperti biasanya.

Michael memanggil salah satu anak kelas X yang sedang berlari. "Cewek yang tadi di Bully di sini dibawa ke mana?" tanya Michael.

"Di bawa ke kolam renang, Kak." jawab siswi itu.

Michael memberengut dan langsung berlari ke kolam renang. Perasaannya semakin tidak enak. Menurut Kyara, Chelsea itu tidak bisa berenang sama sekali, bagaimana jika gadis itu tenggelam?

"Kak Dylan... Mama... Tolongin Chels..."

Michael semakin mempercepat larinya. Matanya membulat ketika melihat Chelsea yang ditertawakan di tengah kolam renang. Sampah! Batinnya.

Michael tanpa ragu menceburkan dirinya ke kolam. Ia tidak peduli apa kata orang-orang, baginya Chelsea selamat itu sudah cukup. Terserah yang lain mengiranya sok jagoan atau apa pun.

Ia menggendong Chelsea yang sudah setengah sadar. Anak-anak yang hanya diam saja di pinggir kolam renang membuatnya semakin marah, bukannya membantu malah melihat saja, ini bukanlah tontonan yang menarik menurutnya. Menertawakan orang lain yang dibully itu sama saja menertawakan dirinya sendiri karena begitu rendahan.

[✓] CHELSEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang