tujuh

12.6K 368 11
                                    

Ditatapnya Serenia dengan penuh kepuasan, tubuh wanita yang terkurung di bawahnya kini tak lagi berguncang, tapi masih tersengal-sengal dengan mata memejam erat, sesekali ia masih mendesis menghabiskan sisa-sisa kenikmatan yang belum terurai. "Kau mau lagi Serenia?" tanya Seokjin sambil memainkan payudara wanitanya, sementara kejantannannya masih memenuhi tubuh wanita itu.

Serenia menggeleng lemah, kemudian membuka mata "Kau mau membunuhku, hah?"

"Bukannya kau yang meminta." jawab Seokjin sambil mengerling nakal.

Tangan Serenia perlahan terulur mengusap sebuah gambar di dada kanan Seokjin, ia mengelus lembut di sana dan membiarkan begitu saja saat tubuhnya sedikit terguncang kala Seokjin sekali-sekali menggodanya dengan menekan kemaluannya yang masih dipenuhi milik iblis itu "Ini, gambarnya sama dengan punyaku, benar? Apa setiap kau membuat perjanjian dengan manusia, ini juga akan muncul ditubuhmu?" ia mengelus lembut tanda perjanjian itu.

Seokjin tersenyum manis, ia mengangkat satu kaki Serenia ke pinggangnya sementara kaki yang satunya masih tetap tertindih dibawahnya, kemudian diangkatnya tubuh Serenia hingga terduduk.

Posisi mereka yang seperti ini dengan kaki saling menindih membuat penyatuan mereka makin terkunci. Serenia bahkan sempat mendesah kala benda kenyal itu tiba-tiba mengeras dan menghujamnya semakin dalam.

Seokjin pun mengunci tengkuk belakang sang wanita dengan satu tangannya, dan tangannya yang lain menuntun agar tangan Serenia mengusap tanda di dadanya. "Tanda ini memang akan selalu muncul, setelah perjanjian itu terikat, dan akan hilang dengan sendirinya saat perjanjian itu terpenuhi. Atau saat ketika aku melepaskan orang yang mengikat perjanjian denganku."

Serenia menyimak dengan menatap obsidian Seokjin. Ia masih mendengarkan dengan seksama ketika tiba-tiba Seokjin meraup bibirnya dan melumatnya lembut. Kemudian beberapa saat pagutan itu terlepas menyisakan benang saliva yang masih menempel dan bibir yang masih berdekatan siap untuk saling menyerang.

"Selama lebih dari sepuluh ribu tahun tanda ini tak pernah muncul di dadaku seperti ini Serenia, kau tau ini adalah daerah vitalku, sama seperti manusia lainnya, dan apa kau mau tau kenapa tanda ini muncul di sini?" Serenia mengangguk kecil mendengar bisikan Seokjin yang sedikit serak menggelitik saraf-sarafnya.

"Karena aku menyukaimu Serenia, dan yang aku buat denganmu itu, perjanjian suami-istri."

Serenia membola "Apa?"

Apa ia salah dengar?

Menikah?

Dengan iblis?

"Ta..tap..i." Serenia tergagap, tapi sebelum ucapannya selesai Seokjin sudah kembali menikmati bibirnya. Kali ini lumatan Seokjin terasa lebih ganas dan menuntut dari yang barusan ia lakukan, di samping itu ia pun menggoda Serenia dengan menggoyangkan pinggulnya.

"Aahhh...hhh..." Serenia tersengal setelah berusaha lepas dari decapan maut Seokjin "Tunggu dulu...aku butuh penjelasan."

"Pernikahan? Apa maksudmu?"

"Kau sudah menjual jiwa dan ragamu padaku Serenia karena itu aku berhak melakukan perjanjian apapun denganmu termasuk janji suci pernikahan. Tapi tenang saja, selama aku belum menuntaskan tugas membantumu untuk membalas dendam, aku masih butler mu, dan aku berhak memutuskan ikatan pernikahan ini denganmu jika ternyata kau tak layak untukku."

"Satu lagi..." Seokjin menggantung ucapannya sembari tersenyum "Dengan begini aku akan mempertimbangkan untuk memakan jiwa mu Serenia, karena kau adalah istriku."

Tepat setelah Seokjin menyelesaikan penjelasannya ia kembali menghentakkan pinggul dengan bertubi membuat Serenia kembali mendesah.

Seokjin kembali menguasai tubuh Serenia hingga desahan dan jeritan kenikmatan itu kembali mengudara.

My Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang