tiga puluh dua

5.3K 290 6
                                    

Seperti biasa sekedar mengingatkan jangan lupakan vote, koment dan share cerita aku.

Masukkan reading list kalian bila perlu follow akun aku ya biar ndak ketinggalan notif ceritanya.

Happy reading

Eh kelupaan, yang bocah minggir sebentar ya.

Oke next. Silahkan membaca.

.
.
.
.
.

Kedua kaki Serenia yang terpampang hingga ke pangkal pahanya hanya membuat Seokjin meneguk ludah menahan gairah yang seketika meletup-letup dalam dirinya.

Sudah lama ia tak merasakan bagaimana inti Serenia yang melahap miliknya, menjepit dan memijatnya tanpa henti menghantarkan Seokjin pada kepuasan yang ia inginkan.

"Akh!" erangan sensual Serenia kala ia mengigit kecil kedua paha mulus itu bergantian kembali menggelitik nafsunya untuk menerjang wanitanya. Tapi, Seokjin masih tetap berusaha mempertahankan kesadarannya. Hanya ada satu jalan agar ia bisa merengkuh tubuh wanita itu lagi dalam kuasanya.

Seokjin harus segera melepas segel itu.

Maka kemudian ia kembali mengulurkan tangannya menuju satu-satunya penghalang yang menutupi bagian inti sang wanita. Pelan dan lembut, Seokjin mulai menurunkan celana dalam hitam yang mengganggunya, melemparnya sembarangan. Seokjin kembali meneguk ludah. Dilihatnya benda itu sedikit menonjol di antara kedua paha mulus Serenia.

"Jangan menatapnya Seokjin, aku malu." wajah Serenia memerah menahan malu karena Seokjin hanya diam menatap bagian intinya.

"Ini sangat indah Serenia."

"Ahhh." Serenia menggeliat kala tangan Seokjin tiba-tiba mengelus bagian luar intinya.

"Sangat kenyal, aku ingin mencicipinya." tangan pria itu bergerak semakin liar menyentuh lipatan-lipatan vagina sang wanita.

"Cepat selesaikan dan biarkan aku tidur Seokjin, aku harus istirahat."

Sedikit kecewa Seokjin hanya bisa menghela nafas.

Serenia benar. Ia masih sakit dan harus segera istirahat.

Maka kemudian ia menunduk. Mengirup aroma liang senggama itu yang memiliki keharuman yang khas. Seokjin menyukainya.

Perlahan Seokjin menjulurkan lidahnya. Menyentuh bagian kenyal milik Serenia. Seketika sang wanita menggeliat, disusul suara desahan halus yang keluar dari mulut Serenia.

Kedua manik matanya terpejam merasakan betapa hangat lidah Seokjin di bawah sana.

"Aassshh...aahh...Seokjinnnhhh." lidah Seokjin bermain nakal. Menjilat dan sesekali mengigit klirotis sang wanita.

Serenia meremang, kedua tangannya berakhir menjambak rambut Seokjin. Sedikit memberikan tekanan agar iblis itu meraup semua bagian intinya dan menyesap di sana.

"Seokjin..cepat..aahhhh...jangan menggodaku..assshh...aahh."

Serenia makin tersengal, apalagi ketika lidah Seokjin sedikit memanjang menerobos masuk bagian intinya.

Jilatan Seokjin di bagian intinya kembali membuat Serenia merasakan hawa panas di sekujur tubuhnya. Karena sakitnya maka ia hanya bisa menggeliat dengan gelisah.

Seokjin menekuk kedua paha Serenia dan melebarkan posisinya, membuatnya lebih bebas mengexplore liang senggama itu.

"Seokjin aaahh.....cepatlaah....aku ....ta..k...tahan...aaassshh." racau Serenia yang membuat Seokjin tersenyum puas dalam hatinya.

My Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang