tiga puluh satu

5.4K 272 20
                                    

Don't forget vote, and koment ya..

Happy Reading.
.
.
.
.

Seorang wanita mengerang pelan dalam tidurnya, ia menggeliat. Seokjin menatapnya dengan manik berkaca-kaca. "Eugh." ia melenguh.

Secepat kilat Seokjin berlutut di samping ranjang, meraih jemari tangan sang wanita, merematnya dengan sangat lembut "Serenia....." lirihnya "Apanya yang sakit katakan padaku? Bukalah matamu Serenia."

"Egh." Serenia kembali mengerang.

Beberapa menit lalu sesuai perjanjian yang ia buat dengan Seokjin, maka Altera melepaskan siksaan Serenia. Dia mengembalikan manik kehidupan  Serenia.

Sekarang jiwa itu tengah menyesuaikan diri dengan tubuhnya yang terasa remuk. Mungkin efek karena ia sempat bertarung dengan Joonatrius dan Sebastian juga karena siksaan Seokjin atas Altera yang ternyata terhubung padanya.

"Serenia...." kembali Seokjin mencoba memanggil nama wanita itu. Kelopak mata Serenia tampak bergerak gelisah, kemudian mengerjap pelan dan perlahan terbuka. Mata indahnya yang tampak sayu mencoba menatap satu-persatu bangsa iblis yang ada dikamar itu, hingga kemudian tatapan manik mata indahnya  berakhir pada Seokjin yang ada di sebelahnya memegang jemarinya dengan erat.

Tampak setetes air mata meluruh jatuh dari sudut mata Seokjin. Serenia tersenyum, ia mencoba mengulurkan satu tangannya yang terbebas untuk menyentuh wajah mulus iblis di hadapannya.

Seokjin makin menangis. Ia terlihat seperti seorang wanita cengeng sekarang. Melupakan rasa malunya, ia membiarkan tangisannya mengalir meski disaksikan para tabib dan adiknya. "Seokjin..." lirih Serenia.

Segera Seokjin mengambil tangan wanitanya yang lain, mencium telapak tangannya, kemudian membawanya menyentuh pipinya "Jangan menangis." suara Serenia terdengar lemah, tangannya bergerak pelan menghapus jejak air mata di wajah sang raja iblis.

"Maafkan aku, sebagai seseorang yang telah mengikat janji denganmu, aku sungguh tak berguna." Serenia menggeleng lemah.

"Aku gagal melindungimu Serenia. Selama ina aku tak pernah gagal dalam menjaga manusa yang melakukan perjanjian denganku, tapi denganmu semuanya jadi berantakan. Maaf."

Senyum Serenia mengembang "Itu karena selama ini kau tak pernah menyertakan hatimu Seokjin. Tapi sekarang kau lebih menggunakan hatimu ketimbang naluri iblismu. Maaf aku membuatmu lemah."

Segera Seokjin bangkit lalu tidur di sebelah Serenia, ia pun memeluk erat tubuh wanitanya.

Sementara tabib dan Joonatsrius pun keluar dari kamar pribadi sang raja.

Serenia menyamankan posisinya dalam pelukan Seokjin "Apa masih sakit?" tanya Seokjin yang dijawab dengan anggukan kepala. "Aku___" Seokjin menjeda kalimatnya.

Karena penasaran, Serenia menengadahkan wajahnya agar bisa menangkap raut wajah Seokjin yang berada sangat dekat dengan dirinya. Seokjin pun menatap manik indah sang wanita yang memandangnya dengan penuh tanya.

"Aku, harus membuka segel di tubuhmu, Serenia. Agar kau bisa menyembuhkan dirimu sendiri."

Manik mata Serenia tampak berkilat senang. "Kalau begitu lakukan saja, kenapa kau meragu?"

"Masalahnya...masalahnya aku...aku harus menyetubuhimu, Serenia dan kau sedang sakit."

Wajah cantik Serenia tiba-tiba memberengut kesal "Dasar mesum." cibirnya, lalu kembali menundukkan wajahnya dan menyembunyikannya di balik dada bidang Seokjin. Pri itu tersenyum simpul sambil menyembunyikan rasa malunya.

My Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang