dua puluh sembilan

5.1K 297 17
                                    

Seperti biasa ingat vote sebelum baca.

Jika ada yang panas boleh koment di sini.😊

Happy Reading.
.
.
.
.
.

Seokjin tersenyum menatap Serenia yang berjalan mendekat ke arahnya dengan secangkir teh hangat untuknya "Hei apa yang kau lakukan, kau tak seharusnya melakukan ini. Ada banyak pelayan di istana, kau bisa menyuruh mereka."

"Kenapa harus melibatkan pelayan jika ada aku yang siap melayani suamiku."

Kekehan kecil pun terdengar dari sang raja iblis. Derit kursi yang bergesek dengan lantai terdengar disusul tubuhnya yang bangkit dari kursi tempatnya bekerja, berjalan mendekat ke arah Serenia lalu memeluk tubuh itu posesif.

Satu tangan Seokjin memeluk erat pinggang ramping Serenia, sementara tangan yang lainnya bergerak di wajah sang wanita. Merapikan helaian rambut yang berjatuhan beberapa helai menyentuh wajah cantik wanitanya.

Sementara itu Serenia meletakkan kedua tangannya di depan dada Seokjin dan mengelus lembut dada pria itu yang tersembunyi di balik pakaiannya.

"Jadi kau sudah siap menjadi istri? Mau melupakan dendammu untukku?"

"Hmm..." Serenia tampak berfikir "Asal kau bisa menanam benihmu di rahimku." bisiknya manja.

Seokjin tersenyum manis kemudian mengangkat dagu sang wanita agar menatap obsidiannya "Berapa banyak anak yang kau inginkan? Heum?"

"Sebanyak apapun aku sanggup menampungnya." Serenia mengerling nakal.

"Lama tak bertemu kau semakin nakal ya." dicubitnya hidung sang wanita. "Bagaimana kalau kita mulai dari sekarang?" bisik Seokjin lalu meraup bibir Serenia yang menggodanya sejak tadi.

"Eughh." lenguh Serenia kala Seokjin menyesap lembut bibirnya.

Tangan Seokjin menarik erat tubuh Serenia hingga menempel pada tubuhnya. Benda kenyal Serenia bahkan terasa bergesekan di dadanya. Membuat gairah Seokjin meningkat. Apalagi ketika Serenia menekan tengkuk lehernya dan memberikan akses masuk agar lidahnya bisa membelit lidah sang wanita. Maka seketika sesuatu yang ia sembunyikan di bawah sana turut mengeras.

Hingga beberapa waktu berlalu ciuman panas itu pun berakhir. Nafas mereka terengah dan memburu. "Mau lanjutkan di kamar?" bisik Seokjin dengan suara serak menggoda. Serenia mengangguk malu.

Maka dengan kekuatan teleportasi mereka berpindah tempat dalam sekejap.

"Tunggulah sebentar." ucap Seokjin melepas pelukannya. "Aku akan ke kamar mandi sebentar."

"Hmm.. Pergilah." jawab Serenia mengangguk.

Bergegas sang iblis meninggalkan wanitanya, yang menunggu di kamar itu. Ada hal penting yang harus ia selesaikan terlebih dahulu sebelum memulai aksinya dengan Serenia.

Sementara di dalam kamar, Serenia sibuk memperhatikan suasana mewah dan klasik yang disuguhkan oleh kamar itu. Aura Seokjin sangat kental terasa. Serenia memindai satu demi satu lukisan yang ada di dinding kamar.

Ada lukisan wajah tampan Seokjin yang duduk di tahtanya. Juga lukisan dia dan adiknya Joonatrius yang umurnya terpaut jauh. Hingga ribuan tahun "Seharusnya di sini ada lukisanku juga." gumamnya.

"Tentu saja 'sayang." suara berat Seokjin terdengar, membuat Serenia menoleh. Rupanya pria itu sudah keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada.

Serenia menelan ludahnya. Apalagi ketika dada bidang itu bersentuhan dengan tubuhnya yang masih berpakaian lengkap.

Bisa ia rasakan bagaimana kekarnya tubuh Seokjin kala ia menyentuhnya. Mengusap dadanya sambil menatap mata indah pemuda itu.

My Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang