tiga puluh lima

5.5K 258 20
                                    

Seperti biasa pencet bintang dulu ya. Mks

Happy Reading.
.
.
.
.
.

Sejak pembicaraannya dengan Sebastian waktu itu, Serenia masih sering tampak murung dan sering kali menitikkan air mata tanpa ia minta.

Ini bahkan sudah hampir satu jam ia menatap tanaman dandelion yang tumbuh liar di sekitaran taman rumahnya. Serenia menghela nafas. Mengingat betapa ia dan Jimin sangat suka memainkan tanaman itu.

"Apa yang kau lihat? Heum?" sebuah tangan melingkar di atas dadanya. Disusul hembusan nafas hangat yang menyapu lehernya.

Kembali titik air mata jatuh membasahi pipi Serenia "Maafkan aku...." lirihnya pelan.

Seokjin tersenyum, ia mengeratkan pelukannya "Tidak apa-apa, aku mengerti perasaanmu."

Kekehan kecil terdengar dari mulut Serenia yang tersenyum tipis "Terkadang aku tak percaya kalau kau  itu iblis. Hatimu begitu hangat."

"Itu karena aku memiliki malaikat disisiku."

Serenia tersenyum hambar mendengar sanjungan Seokjin atas dirinya.

"Masih ingin di sini? Atau mau jalan-jalan denganku?" dengan lembut Seokjin memutar tubuh Serenia agar menghadapnya. Dihapusnya jejak air mata yang masih menempel di pipi cubby sang istri.

"Kau mau membawaku kemana?"

"Kemana pun sebutkan saja." jawab Seokjin sambil menatap wajah istrinya. Sesekali ia merapikan anak rambut Serenia yang diterbangkan angin, menyampirkannya ke belakang telinga sang wanita.

"Kau bisa membawaku terbang?"

"Jangan terbang. Aku tak punya sayap. Tapi aku bisa membawamu melompat dari satu tempat ke tempat yang lain. Kurasa itu akan sedikit mirip dengan terbang. Kau mau?"

Kembali Serenia terkekeh mendengar jawaban suaminya "Kalau begitu bawa aku kepuncak tertinggi di mana aku bisa menyaksikan senja dengan bebas."

Tampak berfikir Seokjin diam sejenak "Baiklah, kurasa aku tau tempatnya. Silahkan berpegangan tuan putri." candanya. Kemudian ia menurunkan tangannya dan memeluk erat pinggang istrinya. Serenia pun mengalungkan kedua tangannya di leher sang suami.

"Aku siap." ucap Serenia setelahnya.

"Kalau begitu alirkan energimu padaku."

Serenia menatap bingung menatap obsidian suaminya dengan penuh tanya, hingga dilihatnya Seokjin menurunkan wajahnya barulah ia mengerti apa yang diinginkan prianya "Dasar mesum." ia memukul tengkuk belakang sang suami. Tapi tetap menyambut bibir tebal Seokjin dengan bibirnya.

Bibir Seokjin menyapu lembut setiap inci bibir milik Serenia. Ia menyecapnya dengan halus tanpa adanya tuntutan atau pun gejolak nafsu yang mengiringinya. Setelah hampir satu menit berlangsung sang raja iblis melepas pagutannya "Aku mencintaimu." bisiknya kemudian melompat. Melambung tinggi ke udara. Serenia sedikit ketakutan. Di eratkannya rangkulannya atas leher sang suami sambil menutup mata.

Sedikit terkekeh Seokjin memperhatikan bagaimana wajah Serenia yang ketakutan. Hingga akhirnya mereka menjejakkan kaki di salah satu cabang pohon yang besar. "Kau bilang mau terbang, tapi aku hanya melompat seperti itu kau sudah pucat pasi. Kau ini menggemaskan sekali." ditariknya hidung sang istri sambil dimainkannya dengan menarik ke kanan dan kekiri.

Serenia mencebik "Itu karena kau melompat tanpa aba-aba. Makanya kalau mau lompat bilang dulu."

"Baiklah, maafkan aku. Sekarang kita berangkat. Kau siap?"

My Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang