dua belas

8.2K 421 26
                                    

Tak disangka readnya udah nyampe 3k lebih padahal kemarin masih ratusan.

Tapi votenya masih ngecewain bgt😭😭.

But it's ok lah ya.

Buat yang udah baca, aku makasi banget jangan lupa sempetin buat vote ya coz itu penting banget buat ngenaikin mood aku buat lanjut nulis ceritanya, berasa kayak ada asupan energi baru 😁 (alay).

Untuk ucapan terimakasih hari ini aku double up.

.
.
.
.
.

Keindahan taman di istana Seokjin tak lagi indah dalam pandangan Serenia. Bahkan bunga semeraldo yang hanya jadi legenda di kalangan para manusia dan tampak mekar dengan indah dihadapannya tak mampu mengusik hatinya yang tengah terluka.

Sejak kejadian tiga hari lalu, Serenia tak lagi mendapati presesi Seokjin di sekitarnya.

Mungkin karena Seokjin yang sengaja menghindar atau karena ia yang tak berniat menemui pemuda itu, yang jelas semuanya tampak begitu jauh.

Serenia merasa terasingkan di negeri itu.

Sebenarnya ia sangat ingin kembali ke dunia manusia, tapi apalah daya ia tak tau caranya, dan lagi tubuhnya masih terlalu lemah karena serangan ular itu.

Tabib kerajaan sudah menjelaskan bahwa ia harus mendapatkan serum anti racun hingga batas waktu yang belum ia ketahui.

Dengan wajah yang masih tampak murung Serenia menatap luka dikakinya. Masih sedikit bengkak dan membiru.

Ia menghela nafas pasrah.

Andai saja ia bisa mengingat kisah masa kecilnya dengan Jimin, mungkin saat ini ia akan mencoba mengobati dirinya sendiri dengan darahnya.

Tapi sepertinya umurnya yang masih terlalu kecil kala itu membuatnya lupa akan segalanya. Ditambah lagi setelah kejadian waktu itu Serenia tak pernah lagi menggunakan darahnya untuk mengobati orang lain.

Entahlah, mungkin ia pernah mencobanya sekali waktu dan tak berhasil hingga kemudian ia tak ingin melakukannya lagi.

Atau mungkin ia memang telah benar-benar lupa siapa dirinya.

Dengan kelelahan dihati dan fikirannya akhirnya Serenia bangkit hendak meningalkan tempat itu. Tapi langkahnya langsung terhenti kala melihat seseorang berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Seokjin.." gumamnya.

Sedikit ragu Seokjin melangkah mendekati wanita dihadapannya, yang tak berani ia temui secara langsung sejak tiga hari lalu namun selalu ia perhatikan dari jarak yang cukup jauh.

Dan meski ia berada dalam radius yang tak dapat dijangkau oleh Serenia tapi ia masih bisa merasakan betapa sedihnya wanitanya sekarang.

"Serenia...aku ingin bicara."

"Katakan saja." ketus Serenia "Jika itu menyangkut tuduhanmu pada Jimin aku tak ingin mendengarnya."

Seokjin bungkam.

Tak ada lagi yang ingin ia katakan ketika sang wanita bahkan tak ingin membahas apapun tentang Jimin, dan malah langsung menghujaninya dengan tatapan tak percaya.

"Kenapa diam? Jadi benar kau datang untuk memfitnah Jimin? Percuma saja aku tak akan percaya. Aku tau siapa Jimin lebih dari siapapun, kami sudah tumbuh bersama sejak kecil jadi kata-kata tanpa dasarmu tak akan mempengaruhiku sama sekali."

"Baik.." jawab Seokjin pasrah. Ia tak ingin mendebat sang wanita yang malah akan membuatnya lebih terluka.

Serenia yang melihat Seokjin terdiam pun melangkah meninggalkannya. Tapi kemudian ia terdiam tak jauh dari tempat pria iblis itu berdiri "Seokjin, bawa aku ke tempat Jimin sekarang dan ini adalah perintah!" tegasnya.

My Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang