dua puluh delapan

5.2K 275 14
                                    

Don't forget vote dulu ya.

Happy reading
.
.
.
.
.

Kembali lagi dua kekuatan terdengar beradu memecah di udara.

Tak seperti dugaan Seokjin, Vien yang manusia rupanya cukup tangguh dalam menghadapinya.

"Hah!" Seokjin menyeka darah yang merembes di sudut bibirnya "Kau lumayan juga Vien Nic Ducaty."

Vien tersenyum miring "Jangan karena aku manusia maka kau menganggapku lemah, dan bisa kau bunuh dengan mudah. Cih!!! Terima seranganku iblis!!" ia menerjang ke arah Seokjin.

Dengan cepat Seokjin menghindar hingga serangan itu menghantam salah satu bangunan, membuat bangunan itu berderap runtuh.

Belum sempat Seokjin membalas Vien kembali menyerang. Ratusan jarum perak melesat ke arah Seokjin. Ia menghindar dengan cepat. Kembali senjata itu menyebar membabi buta, tertancap di pohon, rumah bahkan beberapa peduduk pun terkena serangan salah sasaran itu.

Teriakan mengerikan terdengar sebelum mereka tumbang.

"Hanya itu kemampuanmu Vien? Ayo kerahkan lagi kekuatanmu, aku ingin lihat apa kau benar-benar sanggup melukaiku."

Vien menggeram marah mendengar ejekan itu. Kemudian ia menerjang kembali. "Kau jangan sesumbar dulu Scrates."

"Ciiat!!! Matilah kau!!" kembali Vien menyerang.

Tubuhnya seolah bertranformasi, tiba-tiba kekuatannya meningkat pesat. Ia melompat dengan gesit kemudian menyerang dengan sangat cepat.

Seokjin terkesiap.

Apalagi ketika satu mata Vien berkilat merah.

Apa ini? Apa dia juga melakukan perjanjian iblis?

Dunia benar-benar mengerikan bukan? tak ada yang tau siapa melakukan perjanjian dengan iblis yang mana.

Tapi iblis siapapun itu ia harus membasminya. Seokjin sudah berjanji pada Serenia akan membasmi Vien.

"Apa hanya itu kemampuanmu 'Vien? Sungguh mengecewakan! Ayo majulah lagi!! Bunuh aku!!" ejek Seokjin sambil tertawa.

Memancing emosi Vien yang makin memuncak. Ia kembali menyerang, dengan mata yang terus berkilat. Suara erangan keras keluar dari mulutnya.

Seokjin kembali menghindar. Lalu menghilang dan tanpa Vien sadari Seokjin telah muncul di belakangnya, melayangkan satu serangan menghantam punggungnya.

Tubuh Vien tersungkur kedepan menghantam atap rumah, karena tadi ia sedang menyerang dengan melambung tinggi ke arah Seokjin.

Pangeran muda itu mengerang. Mutulnya robek dan berdarah.

"Aish kau sungguh menyebalkan Vien. Katakan dengan klan mana kau mengikat perjanjian?"

"Perjanjian? Cih. Aku tak sudi mengikat perjanjian dengan bangsa rendah seperti kalian."

Seokjin mengerutkan dahinya. "Lalu kalau bukan karena perjanjian bagaimana kau bisa memiliki kekuatan seperti itu?"

"Hahahahaha!!!" Vien tertawa nyaring, "Kau pikir hanya kalian yang bisa memiliki kekuatan seperti ini?" ia menunjukkan satu tangannya yang mengeluarkan kilatan-kilatan api berwarna merah. "Kau tau manusia adalah bangsa yang pintar. Ia bisa melakukan apa saja untuk mepertahankan eksistensi mereka di dunia ini. Mereka bahkan mampu untuk menyingkirkan iblis sampah macam kalian."

Vien menerjang, satu kilatan bola api menyambar ke arah Seokjin. Bunyi menggelegar kembali terdengar.

Syukurlah ia menghindar dengan cepat, jika tidak bola api sebesar bola basket itu pasti akan membakarnya.

My Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang