empat puluh satu

3.7K 231 27
                                    

Kira-kira ada yang marah ndak ya dapat notif tengah malam?

Karena tak bisa tidur aku up lagi buat kalian. Semoga setelah ini aku bisa tidur nyenyak.

Jangan lupakan vote and komentnya.

Masukkan reading list dan follow akun wattpad aku.

Tak panjang kata Happy Reading.
.
.
.
.
.
.

Seminggu yang lalu.

Seokjin pamit pergi dari istrinya. Kini dengan kerinduan yang menggebu ia memasuki castle Serenia dengan seikat mawar putih kesukaan sang wanita.

Langkahnya segera ia arahkan ke halaman belakang castle. Ia tau saat pagi cerah seperti ini, Serenia paling suka mandi sambil berjemur di kolam permandian taman belakang mereka yang terpapar sinar matahari pagi secara langsung.

Seokjin mempercepat langkah kala mendengar suara riak air dari arah kolam.

Tapi sesaat kemudian langkahnya terhenti. Ia memindai seluruh lokasi tak ada siapun di sana kecuali seorang pelayan yang tengah membersihkan kolam dari daun-daun kering "Tazel, Nyonyamu tak di sini?"

Sang pelayan membalik badan. Kemudian membungkuk hormat. "Oh Yang Mulia sudah kembali. Nyonya belum pulang sejak seminggu yang lalu Yang Mulia Raja."

Deg.

"Benarkah?" gumamnya. Yang didengar oleh sang pelayan kemudian di jawab anggukan kepala.

Dengan perasaan kecewa juga khawatir Seokjin pun melangkah meninggalkan kolam itu berjalan menuju kamarnya dan istrinya.

Entah kenapa ia merakan sesak.

Apakah firasat buruknya yang ia rasakan sebelum pergi benar-benar menjadi kenyataan? Bahkan Raja iblis seperti dirinya pun tak bisa menjawab.

Kini ia hanya berdiri di dekat jendela menatap gamang ke arah luar. "Haruskah aku mencarinya?" gumamnya pada dirinya sendiri. "Tapi ke mana?"

Sesaat kemudian ia mencoba berkonsentrasi. Mencoba mendeteksi keberadaan Sernia dengan kekuatan iblisnya. Tapi semua nihil. Kecuali aura samar dari arah castle Serenia yang terbakar habis pada malam naas itu.

"Kau kemana, Serenia? Jangan membuatku khawatir. Cepatlah pulang."

Sang raja kembali bergerak dengan gelisah mengitari kamar pribadi mereka. Banyak hal tentang kisah mereka terulang di pikirannya kadang membuatnya tersenyum.

Bayangan Serenia yang merajuk manja apalagi saat wanitanya diketahui mengandung calon buah hati mereka. Serenia jadi sangat sentimentil. Dan kadang suka meminta hal yang aneh-aneh. Seperti mengelus kepala botak si kepala koki. Atau bahkan meminta semua pelayan pria termasuk dirinya harus memakai pakaian wanita selam seharian penuh. Sementara ia tertawa terpingkal-pingkal. Dan saat Sebastian datang bekunjung dan ikut tertawa maka ia pun mendapatkan nasib sial yang sama. Berakhir memakai gaun dengan belahan dada yang terbuka lebar membuatnya tampil dengan sangat menggoda. Ah. Andai saja dia wanita, Sebastian pasti akan sangat cocok untuk Joonatrius adiknya.

Seokjin masih ingin melamun di depan lukisannya dan istrinya. Tapi satu ketukan pintu mengintrupsinya.

Parlahan pintu pun terbuka. "Apa istriku sudah kembali?" tanyanya pada sang pelayan yang datang sembari membungkuk penuh hormat padanya.

"Tidak Yang Mulia Raja. Tapi tuan Sebastian baru saja datang berkunjung."

"Ah pria itu. Baru saja aku memikirkannya...baiklah katakan padanya aku segera turun." si pelayan hendak segera pergi sebelum Seokjin kembali memanggilnya. "Tolong siapkan sarapan untukku dan Sebastian."

My Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang