tiga puluh enam

6.2K 261 15
                                    

Siapkan mental sebelum membaca, yang belum cukup umur aku wajibkan untuk mundur.

Happy reading, don't forget vote and koment seberapa gerah kalian setelah baca.🌚🌚🌚

.
.
.
.

"Seokjinhhh....kau yakin ingin melakukannya di sini?" dengan terengah Serenia berusaha menahan gejolak gairah yang bergemuruh di dadanya.

Sementara tangan Seokjin sudah melancarkan aksinya lebih jauh lagi. Mengelus dan meremas payudara sebelah kiri Serenia yang turun naik karena nafasnya yang tak beraturan. "Kenapa? Kau keberatan?" tanyanya sambil menatap manik mata Serenia yang telah berkabut gairah.

"Aku...aahhh..."

Seokjin menurunkan wajahnya, menyecap leher jenjang sang wanita yang makin terekpose karena gaunnya yang sudah terbuka sebagian. "Tempat ini ....terlalu tinggi Seokjinhhh..." tubuhnya menggelinjang geli. Membuat Seokjin harus mengeratkan pelukannya agar tubuh Serenia tak terhempas jatuh ke tanah.

"Aku ada untuk menjagamu, Sernia. Izinkan aku memasukimu, memenuhi fantasi liar ku atas dirimu yang mempesona." bisik Seokjin seduktive membuat Serenia meremang.

"Hmmm....hhhmmmppp....eugh.." Serenia menarik wajah Seokjin untuk bisa meraup bibir tebalanya yang terus menjilat telinganya.

Akhirnya ciuman panas itu kembali terjadi. Kedua bibir mereka bergulat saling menyerang. Berusaha saling menaklukkan dan saling menunjukkan keahlian masih-masih dalam menyerang.

Tubuh Serenia yang bersandar di batang pohon makin terhimpit. Tanpa melepas ciuman panasnya Seokjin melepas seluruh pakaiannya, hingga kini bagian atas mereka sama-sama bugil.

Seokjin memperdalam ciumannya. Begitu juga tubuhnya makin menghimpit tubuh Serenia. Bahkan dadanya turut menekan kuat kedua payudara wanitanya.

"Hhmmpp..." Serenia makin gelisah. Ia menjambak rambut Seokjin ketika merasakan payudaranya serasa terkoyak oleh himpitan dada bidang sang iblis.

Ciuman panas mereka terhenti sesaat guna sama-sama memberi kesempatan untuk bernafas. Sebelum ciuman panas yang menyambungkan benang saliva itu terjadi kembali.

"Hhhmmppphhh....eugh...hhhh."

Serenia melenguh dan mengeliat. Kala Seokjin memposisikan satu kakinya berada di tengah-tengah kakinya sendiri. Hingga vaginanya bisa bergesekan langsung dengan paha milik suaminya. Barulah disadarinya tubuh mereka kini ternyata sudah tanpa penghalang. Seokjin pasti memakai kekuatannya untuk melepas sisa pakaian yang menempel di tubuh mereka berdua.

Satu dorongan dari Serenia membuat Seokjin melepaskan ciumannya. Ditatapnya wajah sang istri yang sudah sangat memerah menahan nafsu yang ingin segera ia salurkan dan tuntaskan. Nafasnya makin tersengal. "Kau suka?" Serenia mengangguk. "Kita mau berdiri atau tiduran di atas pohon?" tanya Seokjin sambil mengerling menggoda membuat Serenia makin merona malu.

"Jangan menggodaku lagi.... Bawa aku melayang Seokjin." suara Serenia makin serak karena nafasnya yang tersengal. Tapi itu justru lebih membakar birahi sang iblis.

Ia pun menurunkan wajahnya dan mulai bermain lembut dengan dua payudara kenyal milik Serenia. Dengan gerak lambat ia menarik salah satu benda kenyal itu dengan bibirnya. Sementara yang satunya berada dalam remasan-remasan yang lembut dengan ritme yang teratur.

"Akkhhh jangan digigit..." protes Sernia kala Seokjin malah mengigit puting payudaranya yang memerah.

Senyum Seokjin mengembang mendengar erangan istrinya. Kemudian ia meraup dan mengulum payudara itu sebanyak yang ia bisa. Tubuh Serenia membusung membiarkan Seokjin menikmati payudaranya sebanyak yang ia inginkan. Sementara satu tangan Seokjin menekan punggung sang wanita dan mengunci tubuh itu dalam keadaan menantang dengan dua bukit kembarnya yang sempurna. Disisi lain satu tangan Seokjin meraba  paha dalam sang wanita dan berakhir meremas bokong kenyal wanitanya dengan bergairah.

My Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang