sebelas

8.6K 297 15
                                    

Jimin terdiam.

Seringai iblis tampak jelas di wajah tampannya. Ia masih memikirkan bisikan penyihir Neheran ditelinganya "Jadi Serenia masih hidup?" gumamnya "Dan apa yang ia lakukan di kemah Vien? Mungkinkah Vien menyanderanya?"

Pikirannya berkecambuk menerka berbagai macam kemungkinan yang ada. Namun rasanya semuanya buntu.

"Masih memikirkan kejadian kemarin?" sesosok burung hantu mengepak pelan masuk ke dalam tenda Jimin De Scafier. Pemuda itu menoleh kemudian tersenyum tipis menatap si burung yang kini menjelma menjadi sesosok penyihir cantik.

"Menurutmu apa Serenia benar-benar ada di perkemahan ini?"

"Aku sudah menjelajah keliling perkemahan, aura Putri Serenia hanya ada di kediaman pangeran Vien. Jadi kurasa dia masih menyandranya."

Jimin terdiam mendengar apa yang dikatakan penyihir wanita itu. Jadi selama ini dia benar bahwa Vien mungkin terlibat dengan konspirasi besar itu, tapi bagaimana caranya Vien bisa membawa Serenia tanpa diketahui orang lain.

Apakah raja Taeran melibatkan Vien dalam konspirasi besar itu tanpa sepengetahuannya?

"Apa yang kau fikirkan?"

Jimin berjalan pelan menuju pembaringannya. Kemudian ia bersandar di headbed dan memejamkan kedua matanya. "Aku merindukan Serenia, jika ia masih hidup maka akan kucari dia kemanapun." bohongnya.

Tawa nyaring si penyihir terdengar memenuhi tenda bangsawan tingkat satu itu.

"Mau mengejar cinta dan melupakan tujuan utama? Lalu bagaimana dengan Viera?"

"Viera hanya sampah yang dibuang raja Taeran. Dia bermaksud mengahancurkan hubunganku dengan Serenia agar dia bisa dengan mudah memilikinya."

Jimin menurunkan tubuhnya hingga kini tidur terlentang di atas ranjang, ia mengacuhkan wanita penyihir yang bersamanya, yang juga bersiap ke pembaringan miliknya sendiri "Kau tau sendiri kenapa aku begitu menginginkan wanita itu."

Tiba-tiba Jimin membuka matanya, manik matanya menatap kosong ke arah langit-langit tendanya "Sayang sekali, ia tak menyadari siapa dirinya, kalau saja darah kami bisa menyatu dan melahirkan keturunan maka putraku kelak akan menjadi penguasa di ketiga dunia."

"Kau sangat serakah pangeran."

"Hahahahaha!!!" tawa Jimin menggelegar diseluruh ruangan itu. "Memang siapa yang tak ingin jadi penguasa, Nylaria."

"Cih. Tapi menguasai ketiga dunia itu keserakahan tanpa batas, kau bisa mati karena ambisimu, jangan lupakan ada Scrafer Alvabia dan adiknya, yang bisa membantaimu kapan saja."

Jimin kembali tertawa, kali ini ia tak lagi tertidur, ia telah bangun dan berdiri tegak menatap keluar jendela, menatap gelapnya malam, kemudian menyeringai, taringnya sedikit berkilat tertimpa cahaya bulan.

"Aku harus mendapatkan Serenia dimanapun ia berada, karena hanya dengan menyerap energinya dan keturunannya aku bisa bertambah kuat, hingga bahkan keluarga Alvabia pun tak akan jadi penghalang bagiku untuk berkuasa, aku bisa membalas dendamku pada Alvabia brengsek itu."

******

Seokjin dan Joonatrius terkesiap kala mendapati presesi Serenia di ambang pintu.

Pecahan cangkir dan piring berserakan di sekitar kakinya, juga nampan dan ceceran teh panas yang masih mengepulkan asap. Rupanya Serenia sedang mencoba membawakan mereka teh panas dan camilan karena tau mereka sudah berjam-jam ada di ruangan itu. Selain dari pada itu Serenia juga ingin mengenal keluarga Seokjin satu-satunya yaitu Joonatrius Alvabia.

My Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang