lima puluh tiga

5.8K 322 86
                                    

Seokjin mencekik leher Taeran dan menyerap seluruh jiwanya kedalam tubuhnya melalui kuku-kuku jarinya. Namun masih ia dengar kalau Taeran bersumpah akan membalas dendamnya, ia akan kembali.

Tapi semua celotehan Taeran tak dipedulikannya. Karena fokusnya kini hanya ke arah tangisan bayi yang mengganggunya sejak tadi.

Sejenak bayi itu terdiam.

Tapi ia masih bisa merasakan dari mana arah suaranya. Inderanya juga bisa mencium bau anyir darah dan aura beberapa sosok lagi selain si bayi.

Setelah memastikan musuh yang ada dalam genggamannya itu sudah mati, Seokjin langsung melesat ke arah suara yang mengintrupsinya.

Seketika Seokjin berada di tempat Serenia yang baru saja habis melahirkan dan kini tengah sibuk memberi anaknya asi pertamanya. Seorang pria juga ada di sana mendampinginya.

Seokjin menyeringai iblis, merasa senang akan mendapat mangsa baru dan itu dalam jumlah yang banyak, mungkin ia bisa membagi bola cahaya dari jiwa itu dengan Altera. Maka Altera akan meredam rasa panas yang  membakar tubuhnya.

Sejurus kemudian ia pun melangkah mendekat, tapi, seketika gerakannya terhenti. Karena ada satu sosok lagi yang muncul tanpa senjata selain kotak kecil bergambar bunga yang tak ia kenal.

"Kakak...sadarlah!" lirih pria tampan yang ada di hadapannya.

Tanpa sadar Seokjin menengglengkan kepalanya. Berusaha menangkap dan mencerna apa yang dikatakan pria di depannya.

"Kakak!!" teriak Joonatrius masih berusaha menyadarkan kakaknya. Tapi bukan senyum hangat yang ia dapat, Seokjin malah menggerakkan tangannya dan membuat Joonatrius berada dalam kendalinya. Ia pun melempar tubuh sang pemuda hingga bergedbum cukup keras pada dinding menara.

Mengabaikan erangan dari pemuda tadi kini Seokjin kembali melangkah.

Serenia yang tau akan hal itu segera melepas bibir anaknya dari puting susunya. Untunglah bayi itu sedang tertidur jadi ia tak rewel lagi.

Perlahan kemudian Serenia bangkit setelah merapikan pakaiannya yang masih berlumuran darah. Seperti yang sudab ia perkirakan sebelumnya, meski bagaimana pun keadaannya setelah ia melahirkan putranya maka ia pasti akan bisa pulih dengan cepat. Maka dari itu sekarang ia bangkit untuk berhadapan langsung dengan Seokjin suaminya.

"Sebastian..aku minta tolong bawa putraku  pergi, ia tak aman jika masih berada di sini."

"Tap__"

"Kumohon Sebastian, ia adalah penerus keluarga Alvabia."

Terlihat ragu dan setengah hati Sebastian akhirnya menanggapi bayi itu. Secepat kilat memeluknya dan bersiap untuk berderap pergi.

Tapi kemudian ia memaku karena tau-tau Seokjin sudah membuat dia dan bayinya melayang ke udara.

"Kakak hentikan! Jangan memaksaku." Serenia menoleh ke arah Joonatrius yang membawa sebuah kotak aneh yang tak ia kenal. Tapi secara cepat fikirannya mampu menerka keadaan yang sedang terjadi. Ia tau sekali lagi suaminya akan berkorban dan kali ini ia pasti berniat mengorbankan nyawanya.

Setidaknya gambaran seperti itulah yang bisa ia tangkap jika melihat wajah Joonatrius yang tampak sangat kacau. Maka sebelum Joonatrius bertindak ia harus mencegah agar Seokjin tidak menggila dan segera terbebas dari racun sialan yang bersemayam di tubuhnya sudah berbulan-bulan.

"Joonatrius." panggilnya pada adik iparnya "Tolong selamatkan Sebastian dan pergilah dari sini." pintanya.

"Tapi__"

"Pergi dan percayalah padaku. Aku tau bagaimana cara menyembuhan Seokjin dari racun itu. Kami hanya butuh waktu berdua."

Joonatrius benar-benar bimbang.  Kemudian ia melihat bagaimana Sebastian melayang di udara dan bayinya. Siap di lemparkan oleh kakaknya kapan saja.

My Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang