Lalora

8.8K 229 2
                                    

Terlihat seorang gadis berlari tergesa - gesa. Rambut wavy hitamnya berkibar - kibar diterpa angin pagi. Sesekali ia melirik arloji coklat muda ditangannya. Seketika ia tersentak,

"Duh! Udah jam 7 lewat 10?! Astaga!"

Ia semakin mempercepat laju larinya. Dan benar saja, gerbang setinggi 2,5 meter sudah tertutup rapat. Ia mengaduh kesal. Melihat ke kanan dan ke kiri dengan bingung. Firasatnya mengatakan, akan ada hal buruk yang menimpa dirinya dihari pertama ia sekolah, di sekolah baru.

"Neng! Ngapain disitu?!" Suara cempreng terdengar digendang telinganya. Ia mencoba mencari siapa pemilik suara itu, dan ditemukannya seorang satpam sekolah yang tengah melihatnya dari jendela pos jaga.

Ia menunjuk dirinya sendiri sebagai isyarat, bapak ngomong sama saya?. Satpam itupun mengangguk.

Ia segera mendekat ke tempat satpam tersebut.

"Saya mau masuk pak, tapi gerbangnya ditutup," katanya dengan lesu.

"Ya berarti neng telat, nunggu disitu dulu neng, paling bentar lagi Pak Agus kesini buat ngecek murid telat," jawab satpam tersebut.

"Pak Agus siapa pak?" Tanyanya penasaran.

"Guru BK neng," jawab satpam itu santai seraya menyeruput kopinya.

Seketika matanya membulat dan mulutnya ternganga.

"Pak tolong dong pak, saya murid baru disini pak, masa saya gak dikasih keringanan gitu, biar bisa masuk," mohonnya.

"Ya kalau murid baru mah seharusnya masuk lebih awal neng, kan tau sendiri masuk sekolah umumnya jam berapa," jawab satpam acuh, dan masih setia menyeruput kopinya.

Ia mendengus. Kemudian memutar otak dan mencari cara bagaimana agar bisa masuk. Sesaat senyumnya terpancar ketika menemukan sebuah ide cemerlang, menurutnya.

"Pak, saya murid pindahan dari luar negeri," katanya yang seketika membuat satpam itu terkejut.

"Bapak tau sendiri kan, diluar negeri sekolah itu dimulai jam berapa? Jadi saya terbiasa sama budaya sana, dan lupa kalo sekolah disini masuk jam 7, jadi ya mohon pak tolong di-"

"Oh!!!!! Neng anaknya Profesor Dinata itu ya?! Yang anaknya sekolah sama orang putih?! Yang kabarnya puintar sekali itu kan neng?!" Pangkas satpam dengan semangatnya.

Ia bingung dan kikuk. Tak menyangka bahwa idenya bisa menjadi seperti ini tanpa ia duga. Seketika otaknya berpikir keras untuk menentukan jawaban selanjutnya.

"I-iya pak, saya anaknya Profesor," dan jawaban itulah yang otaknya pilih.

Tanpa komando, satpam segera keluar dari pos jaganya. Membukakan gerbang tinggi dan besar itu, kemudian mempersilahkannya masuk bagai bangsawan. Ia sendiri tersenyum jahil. Mengucapkan terima kasih dan segera pergi ke kelasnya.

"11 Mipa 5...emm...ah ini," gumamnya ketika sudah menemukan kelas yang dituju.

Ia mengetuk pelan pintu kelas karena sudah ada guru di dalamnya. Semua mata tertuju ke arah ketukan pintu. Seketika ia nervous.

"Silahkan masuk," suara lembut itu keluar dari guru cantik berkacamata.

Senyumnya menawan ketika menyambut kedatangannya ke kelas.

"Permisi bu, saya murid baru di kelas ini, maaf saya terlambat karena ada halangan ketika diperjalanan," katanya sesopan mungkin.

"Iya tidak apa - apa, silahkan perkenalkan dirimu," jawab guru cantik itu tanpa memudarkan senyumnya barang se-senti.

Ia melangkahkan kaki ke depan kelas. Seketika ia menjadi pusat perhatian kelas tersebut. Ada yang berbisik - bisik, ada yang tersenyum, ada yang diam, pun ada yang tidak perduli.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang