Pohon Beringin

2.1K 123 27
                                    


Hope you like it...






***





"Lo ngapain senyum - senyum gitu? Kerasukan lo?" tegur Lavran kala didapati sahabatnya itu tengah tersenyum - senyum sendiri.

Regan melirik Lavran sejenak, kemudian memalingkan wajah menghadap jalanan becek dari balik kaca mobil.

"Oh, sombong sekarang." ujarnya, "eh, dari dulu emang sombong sih," ralatnya.

Regan sama sekali tak menggubris celetukan itu. Ia masih fokus mengamati jalanan kota yang saat ini tengah diguyur hujan cukup deras.

Sesekali sudut bibirnya terangkat ketika tak sengaja otaknya melintaskan kejadian singkat yang membuat hatinya berbunga hingga detik ini.

*Flashback on

Kelas Regan unggul 3 poin diatas lawan. Dimenit - menit terakhir ini, kelas lawan sudah tak memiliki daya banyak untuk berusaha mengungguli skor. Terlihat letih karena terus berlarian kesana kemari demi mengerjar satu bola sialan yang tak memiliki pemilik pasti.

Sejauh ini, Regan memiliki kebugaran paling tinggi diantara kawan - kawannya yang lain. Disaat semua mulai keletihan, ia masih setia menggiring bola seorang diri menuju gawang lawan. Disusul Lavran disampingnya.

Satu menit terakhir, seluruh penonton tegang. Termasuk MC yang semakin berkicau seperti burung kakak tua tidak makan 7 hari.

Dua pemain lawan menghadang Regan, dengan gesit Regan berbalik badan kemudian mengoper bola kepada Lavran. Posisi Lavran yang kosong, memudahkannya untuk menerobos gawang lawan dengan mulus.

Namun, ke-empat pemain lawan yang mungkin sudah kehabisan akal mengerumuni Lavran sekaligus. Lavran gagap. Ia kebingungan menghadapi situasi itu.

"Gannn!!! Gue kabur kemana iniii?!!!" teriaknya setengah panik.

"Balikk! Oper ke Bani!" jawab Regan.

Lavran mengangguk. Menggiring bola mundur dan mencari posisi Bani.

Bola melambung oleh tendangan Lavran dan tepat mendarat dihadapan Bani. Saat itu pula, pemain lawan yang masih bergerombol itu berlari menuju bani. Bani pun sama seperti Lavran, ia kebingungan.

"Persegi! Persegi!" kode dari Regan yang langsung dipahami oleh teman - teman timnya.

Mereka membentuk formasi layaknya persegi, dan saling mengoper bola. Sehingga tim lawan yang tengah bergerombol itu, akan terlihat seperti segerombolan kera mengejar pisang yang dilambungkan.

"Mainnya keroyokan nih, asik!" celetuk Lavran.

"Maju Yan!" tukas Regan.

Mereka berdua berlari menuju gawang lawan yang kosong tanpa penjaga.

Regan menarik napas dalam - dalam, dan dalam sekali tendang....

"GOLLLLLL!!!!!!"

"GOLLLLLLL!!!"

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang