Ungkap

1.5K 93 26
                                    


Hope you like it...







***






Semilir angin begitu dingin menusuk tulang. Rembulan kian terang benderang bersinar. Menyinari setengah bagian dari bumi yang berarti malam. Bertengger sendiri dengan angkuh merajai sunyi. Kabut tebal sesekali datang menghalangi. Membuat terang, menjadi mencekam.

Dikala tengah malam yang begitu senyap, mata gadis ini masih begitu cerah. Senyumannya tak kendur meski malam semakin larut. Wajahnya berseri selayaknya gadis yang akan diperistri dengan pujaan hati. Ia menatap langit - langit kamarnya. Memeluk guling begitu erat sembari membayangkan seseorang. Berharap orang itu disini. Bersamanya. Tidur berdua dikamar ini.

Ding!! Benda persegi yang senantiasa disampingnya berbunyi. Senyumnya kian melebar. Ia membaca dengan semangat pesan masuk yang tertera dilayar gawai.

Regan

Besok ikut nganter Papa ke rumah barunya ya

Raut wajah sendu seketika menaungi wajah imut gadis itu. Hatinya turut merasa sedih membayangkan bagaimana sakitnya pemuda yang seharian ini memenuhi pikirannya. Bagaimana sepi hidupnya sebatang kara di dunia. Ia memejam. Menghela nafas berat untuk berhenti mengenang kesedihan. Ia kembali tersenyum. Kemudian menekan - nekan tombol gawai untuk membalas pesan tersebut.

Lalora
Iya.
Lo jemput apa gue kesana sendiri?

Regan
Gue jemput

Lalora
Oke

Regan
Tidur. Udah malem. Jangan sampe berubah jadi kelelawar


Lalora terkekeh geli membaca pesan itu. Jemarinya dengan gesit menari ditombol gawai untuk membalasnya.


Lalora
Biarin. Biar jadi Spiderman😭👍


Regan
Batman tolol! Gue bilangnya kelelawar bukan laba - laba!


Lalora
Salah dikit😭

Regan
Ngapain nangis?

Lalora
Cuma emoticon

Regan
Alay.

Ia merengut membaca pesan itu. Minat untuk membalas pesan Regan tak lagi ada. Ia mematikan ponselnya, melemparnya ke sembarang arah kemudian menghadap ke kanan sembari memeluk guling. Wajah masamnya terlihat dalam cahaya remang lampu tidur.

Perlahan, kelopak mata indah itu menutup seiring malam semakin larut. Tertidurlah ia di dalam kekesalan yang masih bersemayam. Hingga dirinya tak sadar, gawainya berbunyi berkali - kali. Panggilan masuk yang sama sekali tak ia sadari.

Grek!! Bunyi keras itu membangungkannya dari tidur. Ia terlonjak kemudian menoleh kesana kemari sembari merenggangkan otot - otot tubuhnya.

Seolah tak peduli dengan suara yang membangungannya, ia kembali memeluk gulingnya dengan nyaman dan memejamkan mata. Sampai tiba - tiba, lampu kamarnya menyala. Sontak matanya memelotot lebar, melihat siapa yang telah menghidupkan lampu kamar tanpa seizinnya.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang