Miranda

2.5K 94 5
                                    


Hope you like it...





***




Regan berjalan dengan santai menuju kamarnya. Tak didapati seorangpun yang ada di rumah besar ini. Sepi. Seperti biasa. Keadaan ini membuat Regan terbiasa hidup sendiri. Tanpa orang tua. Meskipun masih ada sang ayah di dunia, tapi tetap saja dia merasa hampa.

Bahkan sedari kecil, kasih sayang seorang ibu saja tak pernah ia dapat.

Ibunda Regan dipanggil Sang Pencipta usai melahirkan Regan 17 tahun lalu.  Hanya berbekal sebuah foto wanita cantik yang terpampang di tembok rumahnya itu, ia dapat mengetahui rupa sang ibu. Cantik. Amat cantik malahan.

"Den, sudah pulang?" tanya Dalilah yang tiba - tiba disamping Regan.

"Eh, iya Bi udah," jawab Regan sekenanya.

Dalilah hanya mengangguk, ingin berlalu namun kata yang terucap dari mulut Regan menahannya.

"Miranda, apa kabar?"

"Kabarnya, kemarin sudah sadar Den alhamdulillah. Tapi setelah pindah dari ICU tidak sadarkan diri lagi."

Regan terdiam sesaat mendengar nada sedih dari Dalilah, "Bibi gak kesana lagi?"

"Iya Den, nanti rencananya Bibi mau kesana,"

"Saya anter ya Bi?"

Dalilah tersenyum kemudian mengangguk mantap, "iya Den, terima kasih."

"Saya ganti baju dulu." ujarnya seraya bergegas menaiki anak tangga untuk menuju kamar.

Ceklek!! Pintu kamar tertutup. Regan melempar tasnya asal kemudian ia merebahkan diri diranjang.

Penat. Sangat penat ia hari ini. Entah perkara apa yang membuat ia sebegitu lelahnya.

Ia menghembuskan nafas kasar. Menggaruk tengkuknya kemudian berdiri menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Selepas itu, ia mengganti seragamnya, menatap cermin kamarnya dan menyisir asal rambut menggunakan jari jemarinya. Dirasanya cukup, oke, meskipun Regan akan selalu oke walau baru bangun tidur sekalipun, ia beranjak keluar kamar dan menemui Dalilah.

"Udah Bi?" tanyanya pada Dalilah yang tengah menunggu di teras rumah.

Dalilah mengangguk, "iya Den, sudah."

Mata Regan menangkap sesuatu yang tengah dibawa oleh tangan Dalilah saat ini.

"Bunga lili lagi?"

Dalilah tersenyum, "hehe, biasanya Miranda kalau dibawakan bunga lili akan senang Den,"

Regan mengangguk paham. Kemudian ia berjalan menuju mobil diikuti Dalilah.

Dalam perjalanan, mereka diam. Sebelum akhirnya Regan penasaran dan akhirnya membuka suara terlebih dahulu.

"Sebenarnya, Miranda sakit apa si Bi?" tanya Regan, "setau saya, dia dari kecil sering mimisan."

Dalilah terdiam. Ia menunduk sedih mendengar pertanyaan dari Regan. Regan yang merasa bersalah karena telah menanyakan pertanyaan seperti itu pun canggung.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang