Dasar otak...apa?

3.4K 120 7
                                    


Hope you like it...


***


Pagi ini, para siwa SMA Graha Nusantara disibukkan oleh acara mingguan, yaitu senam bersama.

Seluruh siswa dari kelas 10-12 terlihat membentuk barisan rapi di tengah - tengah lapangan untuk segera melaksanakan senam.

Panas mentari pagi hari ini cukup menyegarkan untuk beraktifitas. Angin pun cukup bersahabat untuk menyejukkan tubuh kala keringat berkucuran.

Lapangan kini penuh dengan ratusan murid yang sudah berjajar rapi. Terlihat ada yang antusias, ada yang biasa saja, pun aja yang berjongkok hingga Pak Agus turun tangan untuk menarik baju olahraga mereka dan menyuruhnya berdiri.

"Sudah siap anak - anak?!!" Pekik Pak Niam selaku Guru olahraga dengan penuh semangat sembari membawa mikrofon di tangannya.

"Siaap!!" Jawab para siswa serempak.

"Musyrikkkkk!!!" Lanjut Pak Niam.

Beberapa siswa terkekeh, dan beberapa lainnya berteriak untuk membenarkan ucapan Pak Niam.

Pak Cipto menggelengkan kepala, kemudian segera menyalakan musik senam mereka hari itu.

Adapun instruktur senam yang dipilih adalah dari siswa Graha sendiri. Tepatnya, siswa kelas 12 karena minggu ini adalah jadwal mereka.

Lalora berada di sebelah Franca dan begitu semangat sekali menirukan gerakan instruktur yang memimpin di depan. Saking semangatnya dia, seluruh keringatnya berkucuran seperti berlari 20 kilometer.

Franca yang merasa tidak ketidak semangatan di dalam dirinya. Ia  mendengus dan hanya menggerakkan kakinya kecil. Lalora yang semangat pun menoleh ke arah Franca.

"Fran! Ngapain si lo? Ayo gerakk!!" Kata Lalora dengan terus mengikuti gerakan senam tanpa letih.

"Males gue, gak mood"

"Hih! Emang sehat itu perlu mood dulu apa?"

Franca menggeleng lesu.

Lalora menghampiri Franca gemas, kemudian menggerak - gerakkan tangan Franca dengan tangannya sendiri, "nih! Gerak nih!!"

"Apaan si lo Ra?" Tepis Franca yang malu karena tangannya digerak - gerakkan oleh Lalora seolah seperti kepakan burung yang akan terbang.

Lalora tergelak, "biar sehat Francaa harus gerak!"

"Ya gak gitu juga dong!" Kesal Franca kemudian menghadap ke depan memerhatikan instruktur dengan malas.

Lalora masih tergelak dan kembali ke tempatnya semula. Namun tanpa sadar, ia melihat ke belakang barisannya dan Lalora terbelalak karena melihat seseorang.

"I-itu kan anaknya Profesor yang asli." Gumamnya.

Ia masih menatap Regan dengan tubuh membeku serta ketakutan tergambar jelas di matanya.

Regan yang awalnya tidak bergerak sama sekali dan memilih memerhatikan instruktur yang ada di depan, kini fokusnya teralih ketika mengetahui bahwa dirinya sedang diperhatikan. Bukan diperhatikan dengan sorot mata mengagumi, lebih tepatnya, diperhatikan secara horor. Dan Regan merasa dirinya hantu jika diperhatikan dengan cara seperti itu. Ia tersinggung. Kemudian berbalas menatap Lalora tajam.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang