Curiga(2)

2.6K 108 3
                                    


Hope you like it...




°°°




"Aneh." Jawab Regan.

"Aneh aneh aja lo dari tadi"

"Ya emang aneh!"

"Siapa yang aneeeh curuuut?"

"Dia," ungkapnya, "dan gue, jadi mulai punya rasa, curiga."

"Curiga gimana sih maksud lo?" Tanya Lavran gemas, "dia siapa?"

Regan menopangkan dagu ke kedua tangannya. Berusaha memikirkan hipotesis yang ia rangkum di dalam otaknya beberapa hari ini.

Keanehan, dan kecurigaan. Bercampur menjadi satu hingga ia berhasil memecahkan sebuah teka - teki.

"Lo gagal dapet tiket ke Bali Vran." Kata Regan kemudian sembari tersenyum miring.

"Lhoh lhoh, kok gitu sih bro?! Ada apaan sih benernya?"

"Gue udah tau." Jawab Regan, "siapa yang udah make nama bokap gue buat masuk sekolah tanpa dihukum."

__

"Tungguin gue ih Ra!" Teriak Franca.

Lalora berlari terbirit - birit menuju kelasnya pasca bertemu dengan Regan di kantin tadi.

Ia merinding. Merinding dengan tatapan Regan. Merinding dengan aura yang menguar dari dalam diri Regan. Hingga ia pun ketakutan setengah mati jika berurusan dengan Regan.

"Lo kenapa sih ra!" Kata Franca seraya menarik lengan Lalora hingga ia berhenti.

Lalora yang masih susah payah mengatur nafasnya, kini ia bersandar di dinding dengan ngos - ngosan.

"Gu-gue...hah hah hah...Anak...Profesor...hah hah...gu-gueh...takuttt!" Jawab Lalora dengan masih tergagap karena nafasnya belum stabil betul.

Franca mengerutkan alis. Sedetik kemudian, perlahan ia mengendurkannya dan mulai memahami apa yang terjadi.

Lalora tengah ketakutan saat ini akibat bertemu Regan. Orang yang paling ia hindari karena Lalora memiliki masalah tersembunyi.

Entah kenapa, perasaan Lalora sedari tadi tak mengenak sehabis berjumpa dengan Regan. Dirinya merasa akan dikejar oleh berlusin masalah saat ini.

Kepalanya tetiba pening. Ia memilih berjalan gontai memasuki ruang kelas dan menidurkan kepalanya sejenak.

Franca yang tak mengerti harus berbuat apa, kini turut menguntit dari belakang.

"Lhah - lhah, si cantik kenapa?"

Ardi yang tadi tengah sibuk menyabuti uban di rambut Hade bersama kawan - kawannya pun mengalihkan pandang kala melihat Lalora memasuki kelas dengan lesu.

Kelvin, Noval dan Hade pun turut melihat ke arah Lalora yang sudah meringkuk diatas mejanya.

Ardi duduk disamping Lalora, sebelum Franca datang dan mengusirnya.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang