Sebagian Diri

3.5K 138 1
                                    

Hope you like it...

---


Tap...

Tap...

Tap...

Bunyi derap langkah kaki yang tengah menaiki tangga itu terdengar di setiap sudut rumah mewah bak istana.

Rumah bernuansa serba putih dan lantainya yang terlihat begitu mengkilap. Dinding - dindingnya memperlihatkan foto - foto sang pemilik rumah beserta keluarganya. Foto yang terlihat begitu penuh kebahagiaan. Tak lupa pula, deretan penghargaan terpampang rapih menghiasi dinding putih itu.

Sepi. Rumah sebesar istana negara itu nampak sepi sekali. Seperti tak ada kehidupan meskipun banyak sekali pekerja yang ada disana.

Regan dengan lesu memasuki kamar dengan nuansa hitam putih. Melemparkan tas sekolahnya asal, dan dihantamkannya tubuh atletis itu ke ranjang empuknya.

Ia memejamkan mata. Mencoba bernafas dengan teratur, kemudian membayangkan hal - hal indah yang dapat membuat senyumnya terlukis.

Hanya beberapa detik ia bisa tersenyum kala membayangkan sebuah danau kecil di dalam hutan dan disitu terdapat dirinya tengah berlari dikejar seseorang dengan bahagia. Kemudian senyum itu memudar ketika suara ketukan pintu memudarkan imajinasinya.

Tok...tok..tok..

Regan membuka mata dan menegakkan kepalanya kemudian melihat ke arah pintu dengan mengerutkan alis.

"Siapa?!" Katanya dengan sedikit mengeraskan suara.

"Ini Bibi Den, mau nganter makanan buat Aden," jawab orang di balik pintu itu.

Ketika mengetahui siapa yang mengetuk pintunya, Regan kemudian kembali merebahkan diri dan memainkan jari - jemarinya.

"Masuk! Gak dikunci!" Katanya.

Sedetik kemudian Dalilah masuk sembari membawa menu makan siang untuk Regan. Di letakkannya dengan hati - hati makan siang itu di atas meja belajar Regan. Regan hanya terdiam tanpa memandang Dalilah.

"Saya permisi Den," kemudian Dalilah segera berlalu.

Belum sempat ia menutup pintu kamar Regan, Regan bersuara.

"Papa kemana Bi?" Tanya Regan tanpa memandang Dalilah sedikitpun.

Merasa terpanggil, Dalilah menghentikan diri kemudian berbalik melihat Regan yang terbaring di ranjangnya.

"Biasa atuh Den, kerja," jawab Dalilah.

"Oh."

Hanya jawaban itu yang keluar dari mulut Regan.

"Emm...ada hal lain Den?" Tanya Dalilah.

Regan menatap Dalilah yang berada di ambang pintu kamarnya itu.

"Pulang kapan?"

Dalilah menggeleng, "kurang tau Den."

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang