Remang

1.6K 110 55
                                    


Hope you like it...





***






Malam. Nampak kelam tanpa gugusan bintang. Purnama yang elok tetapi terhalang gumpalan awan hitam. Mengamati suasana ini, tak ada yang lebih baik dari secangkir kopi sembari menunggu hujan. Duduk bersila diteras rumah menikmati guyuran bulir air yang menghantam bumi.

Namun itu semua tak berlaku bagi Regan. Pemuda itu berdiri menghadap sebuah bangunan yang begitu nampak sepi diluar, namun bising di dalamnya. Bangunan itu terletak cukup jauh ke dalam dikelilingi reruntuhan bangunan setengah jadi. Beberapa pilar nampak menjulang tinggi seakan menyembunyikan identitas tempat itu dari dunia luar. Jika dilihat sekilas, tempat itu hanyalah sebuah proyek pembangunan yang belum selesai. Namun ternyata, didalamnya terdapat tempat terkutuk tetapi menjadi incaran banyak manusia.

Regan ragu. Ia ingin melangkahkan kaki masuk ke dunia remang - remang itu, akan tetapi sisi lain dirinya menahan meminta untuk lekas pulang.

Ia menggeleng. Emosinya jauh lebih dalam merasuk jiwanya daripada hati nurani. Dengan langkah mantap ia berjalan. Tak memikirkan hal lain selain bersenang - senang.

Matanya tak henti - henti mengamati struktur bangunan tempat itu. Dindingnya berlumut saking lamanya terbengkalai. Hewan - hewan pengerat pun terlihat berkeliaran kesana - kemari. Semakin dalam ia berjalan, semakin terdengar pula suara kebisingan menguar. Cahaya remang diantara kegelapan itu, tentu saja menjadi titik fokusnya saat ini. Ia menengguk ludah sekali, menarik nafas dalam kemudian melangkah memasuki pintu itu.

Kelap - kelip lampu disko menyinari ruangan kubus yang dipenuhi lautan manusia. Regan nampak kikuk sejenak diambang pintu menyaksikan wanita - wanita berpakaian minim berjoget ria dengan diapit banyak pria. Disudut kiri, ia disuguhi pemandangan pria dan wanita tengah berciuman tanpa memerdulikan keadaan sekitar. Disudut kanan, terlihat banyak yang terbahak bahagia sembari menengguk minuman keras yang ada digenggaman tangan mereka. Iya, mereka nampak bahagia karena minuman itu. Dan itulah, yang membuat Regan tergiur.

Ia memantapkan hati untuk mendekati meja bar. Bingung ingin memesan minuman yang mana karena baru pertama kali ini ia mengunjungi tempat seperti ini.

"Mau minum apa boy?" tanya pegawai bar tersebut ketika melihat kedatangan Regan.

"Emm... Yang bisa ngasih efek kayak mereka," balasnya sembari menunjuk pemuda yang tengah terbahak disudut kanan ruangan itu.

Pegawai bar itu mengikuti arah telunjuknya, kemudian mengangguk paham. "Belum pernah minum sebelumnya?"

Regan menggeleng kemudian menunduk. Ia merasa malu karena sebagai laki - laki belum pernah merasakan rasa minuman keras mengalir dalam tubuhnya. Sebenarnya, itu hal yang bagus bukan? Tapi menurut sebagian orang, lelaki yang belum pernah merasakan minuman keras bukanlah lelaki sejati. Sungguh ungkapan yang konyol.

"Nggak usah malu begitu. Saya juga belum pernah" lanjut pegawai bar itu masih dengan cekatan memasukkan minuman keras yang semula dibotol kedalam gelas kecil.

"Serius?" tanya Regan penuh rasa ingin tahu.

"Aneh kan? Pegawai bar tapi nggak pernah minum. Saya juga heran dengan diri saya." kemudian ia menyerahkan segelas kecil minuman yang Regan pesan.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang