Ambruk

1.6K 99 32
                                    


Hope you like it...



***



Pagi ini, Lalora dan Ardi menjadi pusat perhatian teman - teman sekelasnya. Ardi yang nampak gagah dengan beskap yang ia kenakan, sedangkan Lalora nampak menawan dengan kebaya bludru berwarna hitam.

Rambut panjang yang biasa ia kuncir kuda kini tersanggul rapi. Berhiaskan bunga berwarna emas yang ditusukkan pada kondenya. Wajahnya cantik dengan polesan make up. Kain batik yang melilit kakinya cukup sempit, hingga membuatnya kesulitan bergerak. Sedikit tidak nyaman memang, tetapi mau bagaimana lagi, ini menjadi konsekuensi baginya.

"Lo cakep banget Ra," puji Franca sembari mengedipkan salah satu matanya.

"Apaan sih, nggak usah genit deh" jawab Lalora seraya mengibaskan tangannya ke wajah Franca.

"Lo dipuji bukannya terima kasih malah songong ya,"

"Iya Franca yang cantik, terima kasih banyak atas pujiannya." balasnya dengan logat sok formal.

"Nah gitu dong, baru anak didikku."

"Anak didik lo nggak ada yang bener ya Ca, hobinya nonton blue film mulu" sahut Hade tiba - tiba.

Franca memelotot diikuti Lalora yang menahan tawa.

"Kayak yang didik kan De," timpal Noval.

"Heh! Jaga ya mulut kalian!" Bentak Franca sembari menunjuk mereka berdua.

Hade dan Noval saling berpandangan, "Lhah kan emang bener,"

Franca mendekatkan diri, menarik telinga mereka masing - masing hingga membuat empunya telinga mengaduh kesakitan.

"Iya bener tapi jangan ngomong keras - keras goblok! Malu gue!" bisik Franca kepada mereka berdua, kemudian melepas jewerannya.

"Yaelah lu Ca, aib sendiri pake malu," ujar Noval sembari mengusap telinganya, "mana jeweran lu sakit lagi, bangke dah"

"Heleh, diem aja lo anak ilang!" balas Franca.

"Udah deh nggak usah mengungkit masa lalu," gemas Noval.

Franca terbahak, "hahaa... Lagian, pake ilang segala ngapain si lo? Ujung - ujungnya pulang sendiri"

"Bodo, gue ngilang nggak ada yang nyari ini,"

Pletak! Satu jitakan mendarat mulus di dahi Noval, seketika ia meringis kesakitan. "Nggak ada yang nyari pale lo! Kita semua ribet nyari lo goblok!"

"Dih, iyaiya... Kasar banget jadi cewek" gumamnya.

Lalora terkekeh dibelakang mereka.

Ardi sedari tadi diam tak berkutik. Baru kali ini ia mengenakan pakaian adat seperti ini. Ia takut jika baju dan kain batik yang ia kenakan kucel. Bahkan untuk duduk saja ia tak berani demi menjaga kerapian pakaian yang ia kenakan.

Sesekali ia mencuri pandang kepada Lalora yang berdiri tak jauh didepannya. Tersenyum menikmati kecantikan gadis itu. Berhalusinasi bahwasanya mereka berdua akan segera melaksanakan upacara pernikahan hari ini, detik ini. Ia pengantin pria, dan pengantin wanitanya Lalora. Lamunan itu cukup untuk membuat Ardi senyum - senyum sendiri, hingga kehadiran seseorang membuyarkan lamunannya.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang