Tolong

2.5K 108 2
                                    


Hope you like it...






***






"Heh! Babu!" Panggilan khas itu terucap dari mulut seseorang yang sangat familiar bagi Lalora.

Lalora yang awalnya berjalan menuju halte, kini menghentikan langkahnya untuk memenuhi panggilan dari, Tuan-nya saat ini.

Regan turun dari mobil dan menghampiri dirinya.

"Mau pulang lo?" Tanya Regan kemudian bersandar di maserati miliknya.

"Iya." Jawab Lalora singkat.

"Jalan kaki?"

"Enggak, naik bus"

"Oh, lo penumpang bus butut ternyata,"

Lalora menyatukan alisnya. Menatap Regan yang tengah tersenyum miring kepadanya. Senyum meremehkan lebih tepatnya.

Tak mau lama - lama berada di dekatnya, Lalora segera berjalan menjauhi Regan.

Namun aksinya selalu digagalkan kala Regan mencekal tangannya terlebih dahulu. Yang membuat Lalora terpaksa berhenti.

Regan mendekatkan tubuh Lalora dengannya dan membuat Lalora sedikit tersentak akan jarak mereka yang terlampau dekat.

"Denger ya, lo udah kurang ajar sama gue dua kali, dan liat aja apa pembalasan gue selanjutnya. Gak bakal gue biarin cewek kurang ajar kayak lo bebas tanpa hukuman. Ngerti?" Ucap Regan yang seketika membuat nyali Lalora menciut.

Susah payah ia menengguk ludah. Cengkraman tangan Regan yang kuat membuat ia kesulitan bergerak.

Selesai mengatakan itu, Regan melepaskan tangan Lalora kasar kemudian kembali memasuki mobilnya. Menutupnya dengan kencang dan tanpa menyapa langsung berlalu meninggalkan Lalora begitu saja.

Lalora yang melihat kepergian Regan bernafas lega. Kemudian ia kembali berjalan menuju halte.

Halte begitu sepi. Yang biasanya banyak sekali calon penumpang berjajar rapi memenuhi halte, kini hanya Lalora saja yang menghuninya.

Celingukan kesana kemari, sesekali melihat arloji, namun tak ada tanda - tanda bus mendekat. Sudah satu jam lebih ia menunggu. Menunggu dengan kelaparan tentu saja.

"Lama banget si bus nya," gumamnya, "apa nyari ojek aja kali ya,"

Lalora berdiri. Kembali melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan bus ada atau tidak. Namun nihil. Kemudian ia memutuskan berjalan mencari pangkalan ojek.

Cukup jauh dirinya berjalan dari halte ke pangkalan ojek. Setibanya di pangkalan, Lalora berdecak kesal.

"Lhoh, kok sepi sih? Masa gak ada ojek?"

Perjalanannya mencari pangkalan tidak membuahkan hasil. Dengan putus asa, ia duduk di pangkalan tersebut sembari menunggu angkot lewat. Syukur - syukur ada tukang ojek yang akan mangkal.

Hari sudah mulai petang. Namun Lalora tak kunjung mendapatkan angkutan. Bahkan ia tak mendapati angkutan umum lewat hari ini. Sebenarnya ada apa? Kota yang biasanya dipadati oleh angkutan umum mendadak sepi seperti ini.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang