Apa Itu Cinta

2.7K 108 2
                                    


Hope you like it...





***





Bruk! Regan menjatuhkan dirinya diatas ranjang. Mengucek matanya beberapa kali hingga membuat salah satu rambut matanya terjatuh.

Ia menegapkan tubuh. Memegang sehelai bulu mata lentik miliknya dan tersenyum. Mitos mengatakan, jika bulu mata kita jatuh maka ada seseorang yang tengah merindukan kita. Orang tersebut dapat diketahui inisialnya melalui tanggal berapa bulu mata kita terjatuh. Seperti hari ini, Regan tersenyum kala bulu matanya jatuh dan mencoba mencari tahu siapa yang tengah merindukan dirinya.

"Emm...ini tanggal 12, berarti..." mengurutkan abjad mengunakan jari - jari tangan, "...a b c d e f g h i j k l,"

"L? L siapa? Masa Lavran dih,yakali monyet itu kangen gue,"

Regan terdiam dan masih memikirkan mitos itu yang entah terbukti kebenarannya atau tidak. Tapi dia percaya - percaya saja.

"Lalora?" Usai menggumamkan nama itu, ia malah teringat akan tatapan gadis tersebut tempo lalu. Tatapan sembabnya, juga tatapan tajam yang diberikan dari mata lembut itu.

"Kayaknya, gue harus bikin hal seru deh buat ngerjain dia," ujarnya dengan tersenyum miring.

Ponsel miliknya tiba - tiba berdering. Menunjukkan sebuah panggilan masuk dari Lavran. Segera dijawabnya panggilan tersebut.

"Halo, apa?"

"Lo dimana bro?"

"Rumah,"

"Jangan lupa nanti ke cafe si sulaiman bahas HUT,"

"Baru aja gue mau lupa,"

"Untung ada si ganteng yang ngingetin,"

"Gantengan gue jangan lupa!"

"Baru aja gue mau lupa kalo lo lebih ganteng nyet,"

"Untung ada si lebih ganteng yang ngingetin, hahahaa...."

"Bacot lu jomblo!"

Tutt!!

Panggilan diputus sepihak oleh Lavran. Regan berani bertaruh, bahwa bibir Lavran pasti sudah mengerucut 5 senti saat ini.

Regan melempar ponselnya asal kemudian bergegas mandi.

Ketika tangan Regan akan mengambil handuk miliknya, gerakan itu terhenti kala seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Regan yang sudah bertelanjang dada dan menampakkan guratan ototnya yang begitu menawan, cuek saja dan memilih untuk membukakan pintu tanpa mengenakan baju. Toh siapa orang di rumah ini yang berani mengetuk pintu kamar Regan selain Dalilah? Pun Dalilah sudah terbiasa dengan bentuk badan bagus milik Regan. Pastinya ia tidak akan pingsan ketika melihat kesempurnaan ciptaan Tuhan ini.

"Ada apa Bi?" Tanya Regan yang seketika ekspresinya berubah menjadi bingung kala mendapati Dalilah tengah terisak.

"To-tolongin saya Den..." jawabnya serak.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang